Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Relawan Gunung Sinabung Meninggal Dunia

Kompas.com - 20/05/2017, 15:10 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Kabar duka datang dari Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dua relawannya meninggal dunia karena sakit dan kecelakaan saat melakukan misi penyelamatan.

Pertama adalah Jasa Bangun (50), warga desa Selandi Lama, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo. Korban adalah salah satu relawan pemantau gunung dan lahar hujan, anggota Bankom dengan sandi 108.

Dia aktif di jejaring relawan lingkar Sinabung dalam proses pemantauan dan pelaporan. Dia juga terlibat dalam tim fasilitator desa dalam pemetaan dan penyusunan Rencana Kontijensi Lahar Hujan Desa Selandi bersama UNDP pada 2016 dan penerima manfaat Pendampingan Petani Kopi di 14 Desa oleh FAO pada 2017.

"Almarhum meninggal dunia pagi ini karena sakit. Kami sedang melayat di rumah duka, di Selandi Lama," kata Frans Albert dari Sekretariat Bersama (Sekber) Sinabung, Sabtu (20/5/2017).

(Baca: Gunung Sinabung Meletus, Abu Letusan Capai 4 Kilometer)

Tarigan Hasan, juga dari Sekber Sinabung menambahkan, akan ada upacara adat untuk mengenang almarhum sebelum dikebumikan esok hari.

Kemudian, anggota Beidar Sinabung yang terjatuh ke sungai di Desa Kutamale, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo pada Kamis (18/5/2017).

Saat kejadian, Harpenas yang tinggal di Desa Payung, Kecamatan Payung, ikut serta mencari seorang pemancing ikan yang sebelumnya jatuh ke sungai. Nahas, bapak tiga anak ini terpeleset di awak tebing hingga jatuh ke sungai.

Tim SAR kesulitan mencari kedua korban karena tingginya tebing dan derasnya arus sungai. Hingga Jumat, (19/5/2017) pencarian masih dilakukan.

Informasi dari Media Center BPBD Medan diketahui, Tim SAR gabungan yang terdiri Basarnas, BPBD, Polri, TNI, dan masyarakat telah menemukan jenazah Harpenas. Korban ditemukan hanyut di Lau Biang, kawasan Tanjung Merahe, Kutabuluh, Kabupaten Karo.

"Saya mau info, tapi anggota sulit dihubungi. Lagi proses evakuasi korban," kata anggota tim media center BPBD Medan.

Gunung Sinabung erupsi

Sementara Gunung Sinabung hari ini, kembali erupsi dengan tinggi kolom abu 3.600 meter. Gunung ini menyemburkan material abu vulkanik hingga empat kilometer. Dengan amplitudo 120 milimeter dan lama gempa vulkanik 343 detik, angin bergerak perlahan ke arah tenggara, PVMBG menetapkan status Gunung Sinabung masih tetap di Level IV atau Awas.

Karena potensi letusan susulan masih tinggi, PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas di radius tiga kilometer dari puncak, dan dalam jarak tujuh kilometer untuk sektor Selatan - Tenggara, jarak enam kilometer untuk sektor Tenggara - Timur, serta jarak empat kilometer untuk sektor Utara - Timur Gunung Sinabung. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu ke gunung tertinggi di Sumatera Utara itu agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar.

(Baca: Gunung Sinabung Meletus, Warga Diminta Hindari Wilayah Ini...)

Mengingat telah terbentuknya bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol bila tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.

Masyarakat dihimbau untuk terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. Tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti erupsi. Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung.

"BPBD Karo diminta melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar dan banjir bandang ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus. Tidak ada penambahan jumlah masyarakat yang mengungsi terkait letusan pada pagi tadi," kata Sutopo.

Dijelaskannya, sampai hari ini, masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK di delapan pos pengungsian. Namun hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian.

Kebutuhan sandang pangan secara umum terpenuhi  sebab Pemda Karo telah mengalokasikan APBD sebesar Rp 1,5 miliar untuk penanganan pengungsi. Hunian sementara (huntara) sedang dibangun Kementerian PUPR sebanyak 348 unit di empat lokasi.

"Biaya pembangunan 348 unit huntara tersebut berasal dari dana siap pakai BNPB sebesar Rp 27,8 miliar. Targetnya di Juni 2017 ini sudah dapat dihuni pengungsi. Sisanya kita masih terkendala belum tersedianya lahan," ucap Sutopo.

Kompas TV Pengungsi Erupsi Sinabung Kekurangan Makanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com