Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Farida, Wanita yang Terselamatkan Hidupnya karena Tembakau (1)

Kompas.com - 01/05/2017, 09:29 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

Di dokter spesialis itu, Rida menjalani proses pengobatan rawat jalan. Namun, beberapa waktu terakhir ia mengalami pendarahan besar hingga akhirnya tidak sadarkan diri atau pingsan.

Rida lalu dibawa ke rumah sakit untuk perawatan intensif. Sepakan dirawat di rumah sakit inilah, penyakit yang sesunguhnya ditemukan.

Rida divonis mengidap kanker ganas, dan diharuskan untuk operasi. Dalam hasil USG, tingkat keparahan sudah mencapai tingkat 4A.

“Mengetahui itu, saya down. Suami saya gak mau kalau saya operasi,” ujar Rida, yang kemudian memutuskan untuk tidak menjalani operasi.

Rida sempat putus asa atas keadaan ini.

“Padahal stadium 4A itu harapan kesembuhan saya sedikit. Keluarga sudah pada menangis,” aku Rida.

Tenaga pendidik di kampus di Semarang ini pasrah jika ajal menjemput.

Terapi rokok

Rida tidak sengaja bertemu teman aktivis sosialnya bernama Ani, perempuan asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ani menyarankan Rida untuk melakukan terapi rokok. Ani sebelumnya terbaring lumpuh, namun melalui terapi itu, kelumpuhannya bisa sembuh.

Rida merasa heran, lalu menelusuri saran itu. Dia pun mencari tahu proses penyembuhan melalui terapi rokok hingga akhirnya menjalani proses terapi rokok di Griya Balur, di Kudus, Jawa Tengah.

Di lokasi itu, Rida menjalani terapi rokok sekali dalam sepekan. Kondisinya kini mulai membaik, dan dia bisa kembali beraktivitas.

“Saya merasa terbantu menjadi lebih kuat, lebih sehat dibarengi dengan terapi akupreser,” kata dia, yang saat ini aktif kembali mengajar di salah satu perguruan tinggi negeri ini.

Rida pun merasa bersyukur karena diberi karunia kesehatan. Saat ini, Rida masih terus menjalani terapi kesehatan itu. Proses pendarahan memang masih terjadi, tetapi bisa dikendalikan.

Proses terapi sendiri diawali dengan pembaluran, untuk membuka dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Pembaluran efektif dilakukan oleh anak kandung, karena kesamaan DNA.

Oleh karenanya, keberadaan sang anak di sisi mereka yang menderita penyakit sangat membantu dalam proses terapi rokok ini.

“Setelah pengobatan lima minggu, saya sudah bisa pergi ibadah umrah. Sejak saat itu, balurnya seminggu sekali,” sambung dia.

Pengelola Rumah Sehat Malang, dr Saraswati menjelaskan, bahwa pengobatan melalui tembakau dikembangkan melalui temuan dari Dr Greta Zahar, seorang ahli fisika dan kimia asal Indonesia. Pengobatan melalui terapi balur ini di Jawa Tengah dibuka di Kota Semarang, Kudus, dan Sukorejo, Kabupaten Kendal.

Pengobatan melalui tembakau untuk membuktikan secara ilmiah bahwa segala yang dibuat oleh Tuhan mempunyai manfaat yang baik bagi tubuh. Dalam kadar tertentu, tembakau bisa berfungsi secara baik untuk kesehatan. Kandungan nikotin dari bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan.

“Dalam nikotin itu kan ada aurum dan itu hal yang positif. Aurum bisa bermanfaat, pabrik farmasi menggunakan dalam kadar tertentu baik untuk manusia. Dalam standar WHO, ada kadar sekian, dan bisa digunakan dengan tidak berlebihan,” kata Saraswati, kepada Kompas.com.

Baca juga: Tidak Ada Rokok yang Lebih Sehat, Semua Berbahaya!

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com