Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Tahun Hidup di Rumah Nyaris Rubuh, Elegi Guru di Pelosok Kukar

Kompas.com - 29/04/2017, 15:11 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

Tani Baru adalah desa yang penuh tambak. Hampir semua warganya nelayan dan penjaga tambak. Kawasan ini dikelilingi air payau dan tanahnya berlumpur.

Mangrove tumbuh subur di sana. Karenanya, rumah, dermaga, maupun jalan dibangun di atas tonggak.

Sepasang guru SD 14 tinggal di rumah reyot itu. Adalah Samelan, guru kelas 4, dan Saudah, guru kelas 6, yang sudah belasan tahun tinggal di sana. Kedua suami dan istri ini menetap di situ sejak 2001.

Warga di sana juga tinggal sambil menyiasati pasang surut air laut. Air pasang membuat bangunan kerap terendam.

Biasanya, air pasang datang 2 kali dalam sebulan. Rumah yang ditinggali Saat dan Saudah ini juga yang sering terendam air saat pasang. 

"Kalau air bisa naik sampai segini (lutut). Hari ini saja baru surut tadi siang. Air pasang seperti ini sering kali terjadi," kata Saat.

Keseringan terendam air, bangunan pun terlihat lapuk, nyaris hancur, miring, dan nyaris ambruk.

Meski rumah itu memprihatinkan, keduanya bertahan. Sulitnya dapat rumah sewa maupun properti yang dijual beli, menjadi alasan mereka bertahan.

"Sulit mendapat rumah dan sewaan di sini (desa Tani Baru)," kata Saat. "Belum ada perbaikan selama ini," katanya.

Saat mengabdi jadi guru SD sejak 2003. Tadinya, Saat hanyalah pekerja tambak pada tahun 1994.

Ia terpanggil dua tahun kemudian setelah Saudah jadi pengajar di 2001. "Pengangkatan (PNS) kami di 2008," katanya.

Darta, Kepala Sekolah SD 14, prihatin pengajarnya hidup bertahan seperti ini. Menurut Darta, hidup guru yang layak diyakini bisa memacu semangat belajar mengajar.

"Guru baru mana yang mau bertahan melihat perumahan guru seperti ini," kata Darta.

Sebagai guru yang telah mengabdi sejak 1994 di Tani Baru, Darta tak berharap kesulitan masa lalu dirasakan guru-guru baru di generasi berikutnya. "Kita mesti mendapat perhatian pemerintah," kata Darta.

Guru muda lain juga mengungkap hal senada. Siti Aisyah, 24 tahun, guru agama untuk SD 14 dan guru IPS dan Agama untuk SMP, berharap bisa diangkat menjadi PNS.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com