KOMPAS.com - Sepanjang akhir pekan kemarin, berita perkembangan kasus pembunuhan satu keluarga di Medan, Sumatera Utara, mendominasi.
Andi Lala, pria yang diduga menjadi otak pembunuhan Riyanto, istri, dua anak dan mertuanya itu akhirnya ditangkap. Dia diketahui kerap berpindah tempat selama menjadi buron hingga kemudian diringkus di Riau.
Sementara itu, sisi lain dari kasus ini bercerita tentang anak bungsu keluarga korban yang ditemukan selamat di kolong tempat tidur. Kinara, namanya, kerap memanggil ibunya setiap malam.
Berita lainnya yang juga berlanjut pada akhir pekan kemarin adalah tentang ibu yang digugat oleh ketiga anak kandungnya karena harta warisan.
Fariani (51) kini sedang berupaya menjual beberapa hektar lahan senilai Rp 10 miliar peninggalan suaminya, Ipda Purnawirawan Matta untuk dibagikan kepada ketiga anak kandungnya.
Di lain pihak, sambil menangis, salah satu anak yang menggugat mengaku ingin minta maaf dengan sang ibu. Arman (32) mengaku tak pernah berniat berbuat jahat terhadap ibunya. Lalu mengapa mereka memutuskan tetap menggugat ibunya?
(Baca: Anak Penggunggat Ibu: Kami Ingin Minta Maaf, Kami Semua Sayang Mama)
Dan berikut ini 5 berita populer dari Nusantara yang mungkin Anda lewatkan sepanjang akhir pekan kemarin:
1. Pria yang Diduga Otak Pembunuhan Satu Keluarga Ditangkap
Andi Lala ditangkap di Jalan Lintas Rengat-Tembilahan, Desa Pekantua, Kecamatan Kempes, Kabupaten Indragiru Hulu, Riau, Sabtu (15/4/2017) dini hari.
Wakil Kapolda Sumut Brigjen Pol Agus Andrianto yang dikonfirmasi wartawan membenarkan penangkapan tersebut.
"Mudah-mudahan tidak lari, selama dalam perjalanan dari sana ke Medan," kata Agus, Sabtu.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga Sempat Melayat ke Rumah Korban
2. Pembunuhan Satu Keluarga, Tiap Malam Kinara Menangis Memanggil Ibunya
Kini, kondisinya semakin membaik setelah dioperasi karena bagian kepalanya retak setelah dihantamkan ke dinding oleh para pelaku.
Kakek Kinara, Wagiman (66), mengaku bersyukur cucunya itu selamat. Namun, selama menjalani perawatan, Kinara kerap memanggil-manggil nama ibunya.
Ibu Kinara adalah salah satu dari lima korban tewas dalam pembantaian satu keluarga yang diotaki Andi Lala. Selain itu, ayah Kinara, saudara-saudara, dan neneknya juga tewas.
"Tiap malam itu di rumah sakit nangis terus. Mungkin dia rindu sama ayah dan ibunya. Ya, kalau malam, Kinara panggil nama ibunya terus," ungkap Wagiman, Sabtu (15/4/2017).
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Satu Keluarga Dibunuh di Medan, Anak Balita Ditemukan Selamat di Kolong Tempat Tidur
3. Ibu yang Digugat 3 Anaknya Berupaya Jual Tanah Senilai Rp 10 Miliar
Hasil penjualan lahan tersebut akan ia bagikan kepada ketiga anaknya, AS (32), NS (30) dan PW (22), yang mengajukan gugatan di Pengadilan Agama Kota Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
“Saya sedang upayakan untuk menjual tanah buat anak-anak. Tanah yang mau dijual ada sekitar Rp 10 miliar,” kata Fariani, Sabtu (15/4/2017).
Tanah yang dijual ada di daerah Kabupaten Boombana di Poleang. Ia mengatakan, jual tanah tidak seperti menjual permen atau kacang.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Penggugat Sang Ibu Rp 1,8 Miliar Siapkan Paket Kasih Sayang untuk Siti Rokayah
4. 5 Jam Aspin Menahan Tangis Sambil Memangku Tas Berisi Jenazah Bayinya
Tak mampu menyewa ambulans untuk membawa jenazah bayinya, ia terpaksa menyembunyikan jenazah anaknya di dalam tas, awal April 2017 lalu.
Dengan cara begitu, ia bisa naik angkutan umum dan sang sopir angkutan umum pun tak akan mengetahui apa yang sedang dia bawa. Kisah tragis ini menyentak kesadaran publik.
Aspin menyebutkan, selama lima jam ia harus memangku tas pakaian yang berisi jenazah buah hatinya. Hatinya terasa hancur, sedih tiada kira.
Air mata terasa tumpah, namun ia harus menahan kepedihan agar pengemudi angkutan umum yang ia tumpangi tak mengetahui bahwa tas yang ia pangku adalah sesosok jenazah bayi mungil.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Tak Mampu Sewa Ambulans, Aspin Sembunyikan Jenazah Bayinya dalam Tas
5. Dituduh di Facebook Pakai Kaus PKI, Wabup Ciamis Lapor ke Polisi
Pelaporan dilakukan Oih setelah dituduh menggunakan kaus berlambang Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Pelaku masih dalam proses penyelidikan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus melalui ponselnya, Sabtu (15/4/2017).
Yusri menjelaskan kronologi pelaporan tersebut. Pada Kamis (13/4/2017), sekitar pukul 16.00 WIB, Oih yang pada saat itu tengah berada di rumah dinasnya, menerima laporan dari salah satu bawahannya.
Laporan tersebut berupa foto diri Oih tengah menggunakan kaus bergambar lambang PKI.
Baca selengkapnya di sini
Baca berita lainnya: Anggota DPRD Tepergok Mesum dengan Gadis 17 Tahun di Mobil Dinasnya