Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Populer Nusantara: Otak Pembunuhan Satu Keluarga Ditangkap hingga Ibu Terpaksa Bawa Jasad Bayi di Tas

Kompas.com - 17/04/2017, 06:00 WIB

KOMPAS.com - Sepanjang akhir pekan kemarin, berita perkembangan kasus pembunuhan satu keluarga di Medan, Sumatera Utara, mendominasi.

Andi Lala, pria yang diduga menjadi otak pembunuhan Riyanto, istri, dua anak dan mertuanya itu akhirnya ditangkap. Dia diketahui kerap berpindah tempat selama menjadi buron hingga kemudian diringkus di Riau.

Sementara itu, sisi lain dari kasus ini bercerita tentang anak bungsu keluarga korban yang ditemukan selamat di kolong tempat tidur. Kinara, namanya, kerap memanggil ibunya setiap malam.

Berita lainnya yang juga berlanjut pada akhir pekan kemarin adalah tentang ibu yang digugat oleh ketiga anak kandungnya karena harta warisan.

Fariani (51) kini sedang berupaya menjual beberapa hektar lahan senilai Rp 10 miliar peninggalan suaminya, Ipda Purnawirawan Matta untuk dibagikan kepada ketiga anak kandungnya.

Di lain pihak, sambil menangis, salah satu anak yang menggugat mengaku ingin minta maaf dengan sang ibu. Arman (32) mengaku tak pernah berniat berbuat jahat terhadap ibunya. Lalu mengapa mereka memutuskan tetap menggugat ibunya?

(Baca: Anak Penggunggat Ibu: Kami Ingin Minta Maaf, Kami Semua Sayang Mama)

Dan berikut ini 5 berita populer dari Nusantara yang mungkin Anda lewatkan sepanjang akhir pekan kemarin:

1. Pria yang Diduga Otak Pembunuhan Satu Keluarga Ditangkap

KOMPAS.com/Mei Leandha Pria yang diduga sebagai otak pelaku pembunuhan satu keluarga di Medan, Andi Lala diringkus di Riau, Sabtu (15/4/2017)
Tim gabungan Polda Sumatera Utara, Polda Riau dan Polres Indragiri Hulu menangkap pria yang diduga sebagai otak pelaku pembunuhan satu keluarga di Medan.

Andi Lala ditangkap di Jalan Lintas Rengat-Tembilahan, Desa Pekantua, Kecamatan Kempes, Kabupaten Indragiru Hulu, Riau, Sabtu (15/4/2017) dini hari.

Wakil Kapolda Sumut Brigjen Pol Agus Andrianto yang dikonfirmasi wartawan membenarkan penangkapan tersebut.

"Mudah-mudahan tidak lari, selama dalam perjalanan dari sana ke Medan," kata Agus, Sabtu.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga Sempat Melayat ke Rumah Korban

2. Pembunuhan Satu Keluarga, Tiap Malam Kinara Menangis Memanggil Ibunya

KOMPAS.com/Mei Leandha Kinara (4) dirawat intensif di RS Bhayangkara Medan. Kinara adalah balita empat tahun yang selamat dari pembunuhan sadis di rumahnya di Pasar I Gang Tengah, Lingkungan 11, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Sumatera Utara, Minggu (9/4/2017) dini hari.
Kinara, bocah 4 tahun yang selamat dari pembunuhan sadis masih dirawat di RSUP Adam Malik Medan.

Kini, kondisinya semakin membaik setelah dioperasi karena bagian kepalanya retak setelah dihantamkan ke dinding oleh para pelaku.

Kakek Kinara, Wagiman (66), mengaku bersyukur cucunya itu selamat. Namun, selama menjalani perawatan, Kinara kerap memanggil-manggil nama ibunya.

Ibu Kinara adalah salah satu dari lima korban tewas dalam pembantaian satu keluarga yang diotaki Andi Lala. Selain itu, ayah Kinara, saudara-saudara, dan neneknya juga tewas.

"Tiap malam itu di rumah sakit nangis terus. Mungkin dia rindu sama ayah dan ibunya. Ya, kalau malam, Kinara panggil nama ibunya terus," ungkap Wagiman, Sabtu (15/4/2017).

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Satu Keluarga Dibunuh di Medan, Anak Balita Ditemukan Selamat di Kolong Tempat Tidur

3. Ibu yang Digugat 3 Anaknya Berupaya Jual Tanah Senilai Rp 10 Miliar

Kontributor Baubau, Defrianto Nekke Karena harta warisan, seorang ibu di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Fariani (51), digugat oleh tiga orang anak kandungnya sendiri. Ketiga anaknya menuntut harta warisan berupa beberapa bidang hektar tanah sekitar Rp 15 miliar dan rumah milik Fariani dan almarhum suaminya, Ipda Purnawirawan Matta.
Fariani (51), yang digugat ketiga anak kandungnya terkait warisan, saat ini sedang berupaya menjual beberapa hektar lahan senilai Rp 10 miliar peninggalan suaminya, Ipda Purnawirawan Matta.

Hasil penjualan lahan tersebut akan ia bagikan kepada ketiga anaknya, AS (32), NS (30) dan PW (22), yang mengajukan gugatan di Pengadilan Agama Kota Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

“Saya sedang upayakan untuk menjual tanah buat anak-anak. Tanah yang mau dijual ada sekitar Rp 10 miliar,” kata Fariani, Sabtu (15/4/2017).

Tanah yang dijual ada di daerah Kabupaten Boombana di Poleang. Ia mengatakan, jual tanah tidak seperti menjual permen atau kacang.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Penggugat Sang Ibu Rp 1,8 Miliar Siapkan Paket Kasih Sayang untuk Siti Rokayah

4. 5 Jam Aspin Menahan Tangis Sambil Memangku Tas Berisi Jenazah Bayinya

KOMPAS.com/FIRMANSYAH Tas pakaian yang digunakan Aspin untuk menyembunyikan jenazah bayinya, tampak Sri Sulasmi ibu bayi berpakaian warna biru
Kisah pilu pasangan Aspin Ekwandi dan Sri Sulismi, warga Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

Tak mampu menyewa ambulans untuk membawa jenazah bayinya, ia terpaksa menyembunyikan jenazah anaknya di dalam tas, awal April 2017 lalu.

Dengan cara begitu, ia bisa naik angkutan umum dan sang sopir angkutan umum pun tak akan mengetahui apa yang sedang dia bawa. Kisah tragis ini menyentak kesadaran publik.

Aspin menyebutkan, selama lima jam ia harus memangku tas pakaian yang berisi jenazah buah hatinya. Hatinya terasa hancur, sedih tiada kira.

Air mata terasa tumpah, namun ia harus menahan kepedihan agar pengemudi angkutan umum yang ia tumpangi tak mengetahui bahwa tas yang ia pangku adalah sesosok jenazah bayi mungil.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Tak Mampu Sewa Ambulans, Aspin Sembunyikan Jenazah Bayinya dalam Tas

5. Dituduh di Facebook Pakai Kaus PKI, Wabup Ciamis Lapor ke Polisi

KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Wakil Bupati Ciamis Oih Burhanudin bin Hamid Nuryadi melaporkan pemilik akun Facebook dengan nama Sofia Zalldy ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Pelaporan dilakukan Oih setelah dituduh menggunakan kaus berlambang Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Pelaku masih dalam proses penyelidikan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus melalui ponselnya, Sabtu (15/4/2017).

Yusri menjelaskan kronologi pelaporan tersebut. Pada Kamis (13/4/2017), sekitar pukul 16.00 WIB, Oih yang pada saat itu tengah berada di rumah dinasnya, menerima laporan dari salah satu bawahannya.

Laporan tersebut berupa foto diri Oih tengah menggunakan kaus bergambar lambang PKI.

Baca selengkapnya di sini
Baca berita lainnya: Anggota DPRD Tepergok Mesum dengan Gadis 17 Tahun di Mobil Dinasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com