Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Monyet Belanda Hanya Ditemui Pagi dan Sore?

Kompas.com - 01/04/2017, 15:20 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

Beberapa di antaranya adalah mangrove sejati dengan 4 famili dan sisanya adalah bakau ikutan. Mangrove sejati seperti: Sonneratia, Avicennia, Rhizopora, Nypa, dan Xylocarpus.

Baca juga: Miris, Daging Bekantan Dijadikan Umpan untuk Memancing Kepiting

Mangrove sejati tersebar tidak beraturan baik di pesisir maupun di anak-anak sungai di hutan lebih dalam. Sedangkan bakau ikutan lebih banyak ditemukan di dekat hutan terestrial, yakni peralihan dari rawa menjadi daratan di daerah hutan yang juga lebih dalam.

Tomas menemukan banyak sekali mangrove dengan daun yang benar-benar disukai bekantan. Itu pun terdapat di daerah terdalam dari hutan. Ia mengatakan, bahkan mangrove ikutan di dekat hutan terestrial di PPU banyak yang cocok bekantan dan sesuai selera mereka.

Ia menggambarkan, Sonneratia dan Avicennia di tepian laut dan muara sungai daunnya terlalu asin. Sementara banyak sonneratia dan nypa di air payau di anak sungai di hutan yang lebih dalam di teluk justru memiliki protein tinggi.

Karena jaraknya yang jauh, tidak heran sepanjang hari mereka menghilang dari pesisir untuk ke area pakan yang lebih baik.

"Di sini (pedalaman Desa Gresik) banyak ditemui serat rendah dan protein tinggi," kata Tomas.

Kondisi serupa banyak pula di daerah lain dan membentuk kantong-kantong kecil pakan bekantan di daerah terdalam.

Itulah mengapa saat pagi mereka mudah ditemukan di pinggir sungai dan pesisir lantas hilang menjelang siang. Kemudian, mereka kembali ditemukan saat sore di pesisir untuk istirahat.

Baca juga: Melihat Bekantan di Sungai Hitam

Menurut Tomas, mengetahui kawasan pakan seperti ini sangat diperlukan pemerintah atau lembaga-lembaga pemerhati lingkungan yang berniat membuat kawasan konservasi bagi bekantan.

Dengan pengetahuan area mana saja yang menjadi pakan utama bekantan, maka pemerintah bisa melaksanakan pembangunan dengan tidak serampangan.

"Apalagi mangrove Teluk Balikpapan adalah yang terbaik yang harus dipertahankan karena diversifikasinya yang sangat tinggi," kata Tomas.

Kesalahan Konservasi

Pemerintah di daerah dinilai kerap salah dalam upaya menyelamatkan satwa, termasuk bekantan. Stanislav Lhota, peneliti primata yang sejak tahun 2000-an meneliti bekantan di Teluk Balikpapan, mencontohkan konservasi bekantan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Pemerintah mencoba menyelamatkan bekantan dengan mempertahankan mangrove, namun ternyata bekantan tetap kehilangan pakan utamanya.

"Bekantan malah dikasih makan. Kalau tata ruang salah maka bekantan terancam punah," kata Stan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com