Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Kaligrafi Karya Napi Terorisme Poso Terkenal Hingga Australia

Kompas.com - 31/03/2017, 07:06 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

Tak hanya itu, Ibnu berharap sesudah keluar dari lapas, napi yang dibina dapat menjadikan keahlian seni kaligrafi kuningan sebagai mata pencaharian bagi kehidupan mereka. Bagi Ibnu, semenjak ada aktivitas berseni kaligrafi ia dapat meminimalisir kejenuhan.

Sebab, hidup di dalam lapas ketika tidak ada kegiatan bisa menimbulkan kejenuhan. Dari kejenuhan itu akhirnya bisa merembet ke hal-hal yang negatif.

"Kegiatan ini bisa meminimalisir hal-hal yang negatif. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menularkan hal-hal yang positif kepada narapidana lainnya. Narapidana pun dapat menjalani hukuman dengan enjoy," ungkap Ibnu.

Harga Kaligrafi Kuningan

Untuk membuat satu kaligrafi kuningan, dibutuhkan dua minggu hingga satu bulan. Waktu pembuatan tergantung pada ukuran dan kerumitan kaligrafi yang dipesan.

"Untuk pengerjaan kami sesuaikan dengan waktu yang diberikan di lapas. Biasanya kami mulai bekerja sesuai jam buka kantor hingga menjelang salat Dhuhur," tandas Ibnu.

Ibnu mengatakan agar karya seni kaligrafi bagus, seseorang harus miliki kemauan dan kesabaran. Karya seni akan lebih bagus lagi bila napi memiliki jiwa seni. Meski banyak diminati orang, produk handmade-nya masih terkendala pemasaran. 

"Penjualan belum dipasarkan secara profesional. Kami sementara hanya mengandalkan dari mulut ke mulut saja. Untuk satu kaligrafi kuningan berukuran 120 x 36 cm dijual mulai Rp 1,5 juta," ungkap Ibnu.

Dari hasil karyanya itu, Ibnu mengaku mendapatkan pemasukan meski tinggal di dalam penjara. Hanya saja ia enggan menyampaikan besaran keuntungan yang diterima dari hasil penjualan kaligrafi kuningannya.

(Baca juga: Saat Keluarga Mantan Teroris Bom Bali Menyatakan Ikrar Kembali Setia kepada NKRI)

Ibnu berharap setelah keluar dari lapas nanti keahliannya itu akan menjadi salah satu mata pencaharian untuk menafkahi istri dan tiga anaknya. Ia pun mengajak empat napi teroris lainnya mengikuti jejaknya untuk sama-sama belajar berseni kaligrafi.

Untuk dukungan karyanya, Ibnu mengaku dibantu Lapas Kelas I Madiun, mulai dari ruangan, pengadaan bahan hingga pemasaran. Dua napi umum, Muhammad Dimyati (20) dan Sugeng Wahyudi (24), bersyukur mendapat keterampilan seni kaligrafi kuningan dari Ibnu.

Keduanya berharap, bekal keterampilan ini bisa menjadi salah satu andalan menambah penghasilan saat keluar dari penjara. "Kami senang selain menghilangkan jenuh selama di penjara kami mendapatkan keterampilan baru yang sangat berharga untuk masa depan kami," ujar Dimyati yang divonis enam tahun penjara.

Latih 20 Napi

Kepala Lapas Kelas I Madiun, Wahid Husein mengatakan, ada 20 napi yang mengikuti jejak Ibnu Kholdun. Mereka menghasilkan karya yang luar biasa.

"Perintisnya memang Ibnu kholdun. Dan sekarang banyak yang mengikuti jejaknya. Bulan lalu kami menggelar pelatihan bagi 20 narapidana yang berminat di bidang seni kaligrafi," tutur Wahid, Kamis ( 30/3/2017).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com