Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andong Widi Dikenal hingga Luar Negeri

Kompas.com - 23/03/2017, 12:35 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

"Kalau ayah saya dulu masih melakukan ritual - ritual itu. Tapi saya sekarang tidak dengan ritual itu, saya tidak bisa soalnya dan ribet," bebernya.

Di dalam mengembangkan bengkelnya, Widi juga memanfaatkan media sosial sebagai media promosi. Pesanan pun lumayan mengalir.

"Sekarang bisa buat hidup, ya cukuplah. Kalau berapa perbulan yang pesan tidak bisa dirata-rata, tapi pasti ada baik bikin maupun servis," ujarnya.

Saat ini, Widi sudah memiliki tiga orang karyawan yang setiap hari membantu membuat maupun reparasi andong di bengkelnya.

KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Widi Rahmanto saat membuat bagian roda Andong dibengkelnya
Luar negeri dan Film Kartini

Widi mengaku pemesan andong di bengkelnya datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Pesanan meliputi andong biasa, hingga kereta kencana.

"Pesanan dari Yogya, hotel-hotel itu, lalu Majalengka, Jakarta. Kalau luar negeri itu Malaysia pernah," ucapnya.

Ia menjelaskan, harga untuk membuat andong biasa sekitar Rp 50 juta. Sementara untuk kereta kencana yang paling mahal mencapai Rp 160 juta.

Adapun harga untuk servis tergantung kerusakannya.

"Kayunya jati semua atau kayu waru, biar tahan dan kuat. Kira-kira 5 Tahun baru servis lagi," kata Widi.

Salah satu yang memesan lanjutnya, adalah sutradara Hanung Bramantyo. Saat itu Hanung memesan 4 unit andong.

"Pak Hanung itu juga datang kesini, minta dibuatkan. Katanya untuk shooting film Kartini," ujarnya.

Selain Hanung Bramantyo, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi juga memesan dua kereta. Saat itu Dedi datang dan ditemui ayahnya.

"Waktu saya masih di Bantul, Pak Dedi Mulyadi datang dan ditemui ayah saya. Beliau minta dibuatkan kereta dan sudah membawa gambar desain sendiri," ucapnya.

Ia mengatakan dalam proses pembuatannya, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memantau langsung. Total proses pembuatannya memakan waktu sekitar 4 bulan.

"Itu untuk hari jadi Purwakarta. Kalau keretanya namanya Ki Jaga Raksa, kalau tidak salah," ucapnya.

Kereta pesanan Bupati Purwakarta tersebut, lantas dibawa ke Istana Negara untuk Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan ke 71 RI. Kereta yang diberi nama Ki Jaga Raksa digunakan untuk membawa Bendera Pusaka Merah Putih yang dikirab dari Monumen Nasional menuju Istana Negara.

"Awalnya pesan dua, tetapi karena satu diminta itu, jadi pesan satu lagi. Beliau (Dedi Mulyadi) minta sama persis dengan kereta pertama (Ki Jaga Raksa)," ucapnya.

Baca juga: Ikut Karnaval, Bupati Ini Naik Kereta Kencana Seharga Rp 99,5 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com