Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Pembangkit Listrik MPP Bisa Digeser Sesuai Kebutuhan

Kompas.com - 18/03/2017, 18:23 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebutkan, salah satu keuntungan menggunakan pembangkit listrik Mobile Power Plant (MPP) adalah mobilitas mesin yang bisa dipindahkan ke tempat lain sesuai kebutuhan.

"Bisa digeser. Bisa dipindahkan jika nanti ada yang membutuhkan," kata Jokowi, saat peresmian MPP 500 MW di Pontianak, Sabtu (18/3/2017).

Pernyataan Jokowi disaksikan langsung peserta video conference di delapan wilayah MPP, yakni Bangka, Belitung, Lampung, Nias, Medan, Riau, Lombok dan Pontianak.

Melalui peresmian MPP 500 MW, Jokowi berharap, permasalahan energi listrik bisa terjawab dengan baik. Pemerintah, kata Jokowi, sengaja mempercepat pengadaan sumber energi, karena selama ini selalu menjadi persoalan di tengah masyarakat.

"Hanya dalam waktu enam bulan, sejak pembangunan dimulai sampai kini dioperasikan," ujar Jokowi yang didampingi Menteri BUMN Rini Sumarno dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Jokowi mengapresiasi perencanaan yang telah disusun berbagai pihak, sehingga MPP 500 MW bisa diresmikan sesuai target.

Informasi yang diterima Kompas.com, perangkat MPP didatangkan dari General Electric Amerika, dengan suplai bahan bakar bisa dari gas dan minyak solar. Mesin utama MPP dilengkapi roda sehingga bisa didorong atau dipindahkan. 

Kompas TV Satu dari 34 proyek pembangkit listrik yang mangkrak berada di Maluku dan mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo. Besarnya nilai pembangunan proyek listrik yang mangrak ini membuat Presiden Joko Widodo prihatin. Besi-besi berkarat dan rumput liar yang tak terawat terlihat di Pembangkit Listrik Tenaga UAP di Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah, yang mangkrak, sejak tahun 2014 lalu. Dengan wajah serius Presiden Joko Widodo ditemani Menteri ESDM Ignasus Jonan, Gubernur Maluku Said Assegaf memperhatikan proyek litsrik ini.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com