Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nestapa di Jalur Lama Pantura Jabar

Kompas.com - 21/02/2017, 18:48 WIB

Menuju suram

Cerita pilu di jalur arteri juga terjadi di pantura Jabar. Jalur ini sempat mengalami masa jaya, tetapi keberadaan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) membuat bisnis Raden Hidayat (38) dan istrinya, Tumi (30), suram. Omzet Rp 500.000 per hari yang biasanya mudah didapat sebelum Cipali dibangun tak lagi dirasakan. "Sekitar 15 rekan saya sudah pindah ke Brebes. Di sini semakin sepi," ujar Raden di kios berdebu miliknya di Jalan Raya Palimanan, Cirebon.

Minim perhatian, jalan yang pernah jadi urat nadi nasional itu juga rusak. Lubang menganga 10 sentimeter hingga 1,5 meter siap menerkam siapa saja. Hatinya miris karena makin kerap melihat kecelakaan lalu lintas. "Bukan untung yang diraih, melainkan jadi saksi mata banyak kecelakaan. Hampir setiap hari terjadi," kata Tumi.

Turunnya pendapatan pedagang di pantura terekam oleh hasil survei Optima Solusi Indonesia dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon. Survei itu menemukan omzet sektor perdagangan, tempat makan, dan hotel di jalur pantura turun hingga 50 persen sejak beroperasinya Tol Cipali.

Sebanyak 70 persen respon- den berpendapat, hal itu disebabkan penurunan jumlah kendaraan yang melintasi pantura. Survei dilakukan dengan metode wawancara terhadap 450 responden selama tiga bulan pada akhir 2015.

Polres Indramayu, misalnya, mencatat sedikitnya tujuh kecelakaan lalu lintas karena jalan berlubang dan korbannya meninggal di tempat. Jalur pantura pun seperti diabaikan karena munculnya jalur baru, Jalan Tol Cipali.

"Pantura tetap penting, apalagi untuk truk. Namun, mekanisme perbaikan jalan saat ini berbeda. Perbaikan jalan butuh penyelesaian proses lelang pengerjaan jalan," ujar Pejabat Pembuat Komitmen Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Muhamad Nurul. (TAM/BKY/SEM/IKI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Februari 2017, di halaman 1 dengan judul "Cerita Nestapa di Jalur Lama Pantura Jabar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com