Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksotisme Purbakala di Pugung Raharjo

Kompas.com - 12/02/2017, 14:17 WIB

Tim Redaksi

Air di kedua kolam itu sangat jernih sehingga dasar kolam terlihat jelas. Di kolam sisi barat, pengunjung bisa melakukan terapi ikan (fish pedicure). Hanya perlu mencelupkan kaki ke kolam, sejumlah ikan akan mengerubuti dan memberikan gigitan-gigitan kecil di kaki.

Turwidi mengatakan, sejumlah penelitian menyebut kadar keasaman air di kolam tersebut mendekati PH 7. Hal itu menunjukkan air di kolam langsung dapat diminum tanpa perlu dimasak terlebih dahulu.

"Oleh sebagian orang, air ini dipercaya sebagai air bertuah. Sejumlah warga mengambil air dari kolam sebagai pembawa keberuntungan, obat atau obat awet muda," tutur Turwidi.

Tahun 1957

Peninggalan di Taman Purbakala Pugung Raharjo pertama kali ditemukan pada 14 Agustus 1957 oleh Kadiran. Warga setempat itu menemukan susunan batu besar, gundukan tanah yang berbentuk bujur sangkar, dan satu patung perempuan terbuat dari batu andesit. Perempuan itu sedang duduk dengan sikap Dharmacakra Mudra dan diperkirakan berasal dari abad ke-12 Masehi.

Sejak saat itu, sejumlah penelitian dan eskavasi (penggalian) mulai kerap dilakukan. Hasil penelitian arkeologi menunjukkan, Taman Pugung Raharjo adalah situs yang sangat unik dan menarik. Di satu areal, begitu banyak peninggalan dari periodisasi yang berbeda, yaitu Zaman Prasejarah, Hindu-Budha, dan Islam.

Punden, kompleks Batu Mayat, dan Kolam Megalitik merupakan peninggalan zaman prasejarah. Para arkeolog memprediksi peninggalan itu berasal dari 2500 tahun sebelum Masehi.

Adapun peninggalan zaman Hindu dan Buddha yang ditemukan di sekitar Taman Purbakala Pugung Raharjo antara lain arca Budhisatwa, arca Tipe Polinesia, Prasasti Bungkuk, mata uang China, dan keramik.

Sementara peninggalan dari zaman Islam dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Dalung. Prasasti terbuat dari lempengan tembaga bertuliskan huruf Arab gundul dengan bahasa Banten. Prasasti berisi hukum laut dan perdagangan lengkap dengan angka tahun 1102 Hijriah.

Salah satu pengunjung, Shinta, menyebutkan, dirinya sudah tiga kali berkunjung ke Pugung Raharjo. Tempat itu bagi dia adalah tempat melepas penat yang sarat edukasi. Namun, ia menyayangkan minimnya penambahan koleksi. Ia berharap pula pengelola situs lebih sering melakukan penggalian dan penelitian di lokasi itu.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Februari 2017, di halaman 23 dengan judul "Eksotisme Purbakala di Pugung Raharjo".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com