BANDUNG, KOMPAS.com — Ratusan orang gabungan dari budayawan dan masyarakat Sunda berunjuk rasa di depan Markas Polda Jawa Barat, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (11/1/2017).
Mereka menuntut agar Polda Jawa Barat menuntaskan kasus dugaan penghinaan terhadap budaya Sunda oleh pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Shihab.
Rizieq dilaporkan karena mengganti salam sampurasun dengan "campur racun" saat ceramah di Purwakarta, Jawa Barat.
(Baca juga Pelesetkan Salam Sampurasun, Rizieq Shihab Dilaporkan ke Polisi)
"Kami menuntut agar Rizieq diperiksa dalam kasus penistaan budaya. Kita sudah melaporkan ini ke Polda Jawa Barat tahun lalu, tapi belum tuntas. Saya salah satu saksi pelapor," kata Wakil Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Masyarakat Sunda Jawa Barat Dyna Ahmad saat ditemui di sela-sela aksi, Rabu pagi.
Menurut Dyna, selain melecehkan budaya Sunda, Rizieq juga dituding menyebarkan intoleransi terhadap kerukunan umat beragama serta melecehkan lambang negara, Pancasila. Oleh karena itu, mereka mendorong agar Rizieq diperiksa.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Mau dibawa ke mana negeri ini kalau arogansi terus dibiarkan," kata dia.
Di tempat yang sama, salah satu saksi pelapor sekaligus Ketua Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda Ari Mulila Subagja mempertanyakan mengapa kasus tersebut berhenti.
"Laporan belum kami cabut, artinya kasusnya masih berjalan. Salah seorang dari pihak Polda Jawa Barat memang meminta kami mencabut laporan, tetapi kami menolak," kata Ari.
Ari mengatakan, ucapan salam sampurasun sangat sakral bagi masyarakat Sunda, khususnya penghayat Sunda Wiwitan. Salam tersebut berarti saling mendoakan.
"Sampurasun tidak hanya sekadar ucapan, tapi ini doa. Sampurasun berarti sampurna ingsun, memberikan kesempurnaan. Dibalas dengan kata rampes, yang artinya menerima kesempurnaan," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.