SEMARANG, KOMPAS.com - Warga yang tinggal di sekitar pabrik Semen Indonesia di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mengingatkan risiko bila pabrik semen di wilayahnya tidak jadi beroperasi.
Selama ini warga setempat telah menggantungkan hidup dari adanya pabrik semen, meski pabrik saat ini belum beroperasi.
"(Jika pabrik batal operasi) warga juga bisa kembali ke pekerjaan lama. Ada yang mencuri dan mem-blandong (menjarah) kayu," kata Joko Supriyanto, tokoh warga Desa Tegaldowo, Rembang, Jumat (9/12/2016).
Menurut Joko, keberadaan pabrik secara tidak langsung memberi kesejahteraan bagi warga setempat.
Ia berharap pabrik itu tetap berdiri sehingga warga di sekitarnya bisa hidup makmur dan terbebas dari kemiskinan.
Terkait aksi longmarch penolak pabrik dengan berjalan kaki sejauh 150 kilometer dari Rembang ke Semarang, Joko menyebutkan bahwa hanya sebagian kecil warga Rembang yang berpartisipasi.
Ia mengklaim bahwa warga di sekitar pabrik lebih banyak yang mendukung agar pabrik semen tetap berdiri.
"Kalau melihat kawan kita (penolak pabrik), saya merasa kasihan. Kami ingin agar kehidupan bisa sejahtera," kata dia.
Warga lainnya, Ahmad Soleh, menyatakan tidak bisa meniru aksi mereka yang menolak kehadiran pabrik semen.
Pembangunan pabrik Semen Indonesia ini ditanggapi berbeda oleh warga. Sebagian warga mendukung keberadaan pabrik itu, sementara sebagian lain menolak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.