Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan SAR Bumi Serasi dan Semangat Membantu Sesama

Kompas.com - 05/12/2016, 20:04 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Kabupaten Semarang yang terdiri dari banyak wilayah pegunungan menempati peringkat ketujuh sebagai daerah rawan bencana di Jawa Tengah.

Sebagai daerah rawan bencana, kehadiran relawan kemanusiaan menjadi keniscayaan untuk menunjang berbagai operasi sosial yang dibutuhkan.

Relawan ini mendedikasikan seluruh waktu dan tenaganya untuk menolong orang yang membutuhkan. Kadang kala perhatian mereka untuk keluarga kerap menjadi nomor dua.

Salah satu kelompok relawan di Kabupaten Semarang adalah SAR Bumi Serasi (Buser).

Sejak dibentuk pada 2008, kini ada sekitar 40 orang relawan SAR Buser yang aktif dan siaga 24 jam di kantor BPBD Kabupaten Semarang.

Adapun relawan yang siap bergerak saat dibutuhkan ada sekitar 500 orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang yang disatukan atas nama kemanusiaan.

Salah satu relawan aktif tersebut adalah Nur Eko Pamuji (35). Ia bergabung sebagai relawan SAR Buser sejak 2012 seusai mengikuti sebuah pelatihan kebencanaan.

Jika tidak sedang bertugas piket atau turun dalam sebuah operasi kemanusiaan, Eko sibuk menjalankan bisnis berjualan pakaian di toko miliknya.

Namun, ia seringkali meninggalkan pekerjaan dan keluarganya karena harus memenuhi panggilan membantu sesamanya.

"Sebetulnya ini mengganggu, tapi karena ini juga sudah panggilan jiwa kita, kalau itu memang memungkinkan untuk berangkat, kita berangkat," kata Eko saat ditemui di Posko SAR Bumi Serasi di kompleks Kantor BPBD Kabupaten Semarang, Ungaran, Senin (5/12/2016) siang.

Menjadi relawan tidak hanya menyita waktu dan tenaga, tetapi juga membutuhkan dana.

Komandan SAR Bumi Serasi Sugiharto mengatakan, sebagian besar peralatan SAR berasal dari BPBD. Sebagian lain merupakan hasil iuran para relawan serta donasi dari berbagai pihak yang bersimpati dengan aktivitas relawan.

Beberapa relawan yang mempunyai aktivitas di luar kegiatan relawan bisa menyisihkan sedikit uang menjadi semacam kas. Ketika uang yang terkumpul sudah cukup, baru dibelikan peralatan yang dibutuhkan.

"Sejumlah peralatan yang belum ada, akhirnya bisa dilengkapi (dengan iuran relawan)," kata Sugiharto.

Menurut Sugiharto, seseorang yang telah memutuskan menjadi seorang relawan tidak boleh berpikir soal penghasilan atau keuntungan materi.

Mereka sadar bahwa menjadi seorang relawan tidak menjanjikan secara ekonomi. Semua tenaga dan pemikiran tercurahkan untuk membantu mereka yang tertimpa musibah.

"Karena relawan merupakan garda terdepan dalam setiap penanganan bencana," kata dia.

Sudah hampir 10 tahun Sugiharto terjun menjadi seorang relawan. Ia mengaku bahwa secara ekonomi tidak akan mampu menopang kebutuhan hidup keluarga.

Namun, ia dan banyak relawan SAR Bumi Serasi mempunyai kiat-kiat khusus agar tugas-tugas kemanusiaan tidak menghambat urusan keluarga ataupun sebaliknya.

"Beberapa hal yang bisa dilakukan teman-teman, seperti membuka usaha rental peralatan camping, servis kendaraan, sampai menjadi instruktur SAR dan masih banyak lagi lainnya," ujarnya.

Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang, Olfa Baskarani, mengakui pentingnya keberadaan para relawan tersebut.

Menurut Olfa, jumlah petugas BPBD Kabupaten Semarang hanya 18 orang dan sebagian besar merupakan staf.

Ia mengistilahkan BPBD tanpa relawan akan mandul atau tidak bisa apa-apa karena relawan menjadi tim reaksi cepat dan terdepan dari fungsi BPBD itu sendiri.

"Mereka melaksanakan fungsinya bahkan tanpa ada imbalan. Mulai dari fungsi pencegahan bencana, penanganan bencana hingga penanganan pascabencana," kata Olfa.

Menurut Olfa, dukungan BPBD Kabupaten Semarang terhadap para relawan masih sangat terbatas. Ia menyebutnya baru sebatas memberikan "sarapan" untuk setiap tugas operasi kemanusiaan.

"Kalau kita (staf BPBD) yang turun ke lapangan untuk evakuasi, bisa-bisa kita sendiri yang dievakuasi," ujarnya berseloroh.

Ia merasa sangat terbantu dengan keberadaan para relawan ini. Bahkan diakui tak jarang mereka melengkapi sejumlah peralatan SAR dari hasil iuran.

"Kadang peralatan dilengkapi sendiri oleh para relawan, memang demikian situasinya. Maka pada hari ini, tanggal 5 Desember kami ucapkan selamat Hari Relawan, khususnya untuk relawan SAR Buser," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com