BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing langsung terbang ke Kota Tarakan, Kalimantan Utara, sehari setelah hilangnya helikopter TNI jenis Bell 412-EP di belantara Kalimantan.
Johny memantau langsung pencarian helikopter dari posko Tim SAR yang didirikan di Tarakan.
“Saya berangkat ke Tarakan. Keterangan selengkapnya melalui Kapuspen TNI saja,” kata Johny lewat pesan singkatnya, Jumat (25/11/2016).
Helikopter TNI dengan registrasi HA-5166 merupakan pemberian Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur di 2013. TNI memakainya untuk mengirim ransum, logistik, dan perlengkapan anggota TNI penjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Provinsi Kaltim dan Kaltara.
Ditemui di kantornya, Kepala Penerangan Kodam VI Kolonel Infantri Subagiyo mengatakan, helikopter tersebut berjasa bagi 700 anggota TNI penjaga perbatasan dari 2 batalyon. Mereka menjaga 1.038 kilometer garis perbatasan itu dalam 37 pos.
“Berbeda-beda tiap pos. Ada yang 17 personel, ada yang 22 personel dalam satu pos,” kata Subagiyo.
Sebanyak 12 dari 37 pos itu tidak bisa dijangkau lewat jalan darat dan air. “Satu-satunya jalan hanya lewat udara. Sedikit helipad (tempat pendaratan), di antaranya Long Bawan dan Pos Bulan," kata Subagiyo.
“Setelah logistik diturunkan kemudian dibawa jalan kaki menuju pos yang tidak bisa dijangkau itu,” kata Subagiyo.
Karenanya, helikopter Bell ini begitu diandalkan. “Jadwal sudah ada dan dikendalikan melalui Dansatgas Lanud di Tarakan," kata Subagiyo.
Dalam tugas pengiriman logistik menuju Long Bawan pada Kamis (24/11/2016), helikopter ini hilang. Saat itu tiga pilot dan dua mekanik yang semuanya TNI sedang menumpang di dalamnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.