Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumali, Tukang Pijat yang Tembus ke Swedia

Kompas.com - 17/11/2016, 19:03 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Walaupun tidak pernah mematok harga, Jumali mengaku penghasilannya lebih dari cukup untuk kebutuhannya sehari-hari.

"Cukup untuk bangun rumah, naik haji, beli mobil sama kuliah anak-anak. Kalau kasih tarif mungkin akan berlebihan, tapi saya nggak mau. Itu sudah pesan dari kakek dan bapak saya. Kemampuan pijat harus bermanfaat buat orang lain, bukan malah dibuat bisnis," katanya.

Sementara itu Rukmini (59), istri Jumali mengatakan, agar suaminya bisa beristirahat, keduanya pergi ke Malang mengunjungi rumah salah satu anaknya. Jika tidak, tamu yang berkunjung untuk pijat tidak pernah berhenti.

"Bapak nggak bisa nolak. Kadang kasihan lihat bapak. Jadi biasanya saya sama bapak ke Malang untuk berlibur dua atau tiga hari, tapi saat balik ke Banyuwangi pasiennya sudah banyak yang antre, bahkan nginep," katanya.

Haji Jumali tidak sendiriam menangani pasien. Dia dibantu oleh dua asistennya.

"Jika ada yang luka terbuka dan berdarah biasanya sama bapak disarankan dibawa ke rumah sakit lebih dahulu untuk dijahit," jelasnya.

Saat ini, di sekitar rumah haji Jumali ada beberapa tukang pijat yang merupakan kerabat dari Haji Jumali.

"Ada yang keponakan, saudara tapi kalau pasiennya parah ya dibawa ke sini karena saya yang paling tua di sini. Ada doa-doa yang dibaca khusus sebelum pijat. Doanya untuk kaki atau untuk tangan tentu beda, dan itu diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang. Saya hanya perantara kesembuhannya, semua dari Tuhan" pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com