MATARAM, KOMPAS.com - 14 tahun sudah Mahrun merantau ke Malaysia. Rencananya, Rabu (2/11/2016) itu, dia akan pulang kampung dengan memboyong keluarganya.
Namun impian melihat kampung halaman akhirnya kandas setelah kapal yang ditumpanginya karam di Perairan Batam.
Warga Dusun Tanah Embang Daye, Desa Selebung, Kecamatan Batu Kliang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menjadi salah satu korban meninggal karamnya kapal TKI di Perairan Nongsa, Rabu (2/11/2016) dini hari.
Kabar ini sontak mengejutkan pihak keluarga. Inaq Remi, ibu Mahrun, dan Amaq Mukmin, ayahnya, hanya diam ditemui di rumahnya. Hanya sang paman, Sarjan, yang aktif berbicara.
Sarjan menuturkan, sore sebelum menyeberang, Mahrun sempat memberikan kabar kepulangannya kepada Inaq Remi, ibunya.
Kepada ibunya, Mahrun mengatakan akan menyeberang dari Johor, Malaysia menuju Batam. Mahrun pulang bersama Zaenab (istri), Atun (anak), Siti Aisyah (adik Mahrun) dan Halil (suami Siti Aisyah).
Dia juga minta dibuatkan jajanan khas Lombok karena sudah 14 tahun tidak pulang ke rumah.
"Rencananya mau pulang jenguk keluarganya. Kan sudah lama sudah 14 tahunan," kata Sarjan.
Keluarga mendapat kabar musibah tersebut untuk pertama kalinya dari orangtua Halil, adik ipar Mahrun, yang juga ikut dalam rombongan kapal.
Halil yang selamat dari maut mengabarkan, Mahrun, Zaenab dan Siti Aisyah meninggal dunia dalam musibah tersebut, sedangkan Atun yang masih berusia balita hingga kini masih belum ditemukan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.