Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasak Tinggal Putar Keran, "Melon" Pun Hilang di Kampung Lontong

Kompas.com - 29/10/2016, 18:34 WIB
Achmad Faizal

Penulis

 

Tidak hanya keuntungan ekonomis saja yang didapatkan pengusaha kampung lontong dalam memanfaatkan gas rumah. Dari sisi keamanan kata Ari, mereka lebih terjamin.

"Karena tidak ada lagi, kejadian tabung gas meledak atau terbakar saat membuat lontong. Keamanan pemakaian juga dikontrol rutin oleh petugas dari PGN," tambahnya.

Ide pemasangan gas rumah di kampung lontong tercetus saat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengajak Ketua Umum PDI-P  Megawati Soekarnoputri berkunjung ke kampung lontong Oktober 2012 lalu.

Banyak hal yang dibahas antara Risma dan Presiden RI keempat itu terkait pengembangan kampung lontong sebagai instrumen pengembangan ekonomi mandiri, salah satunya pemanfaatan gas rumah.

Pilot project pun dilaksanakan sejak 2013. Saat itu PGN memberi kampung lontong kuota pemasangan 100 unit secara gratis untuk 100 pengusaha di kampung lontong.

Namun, kata Ari, saat itu hanya terserap 50 persen, karena masih banyak pengusaha lontong yang masih takut dan belum akrab dengan gas rumah.

2015, PGN kembali memberi kuota 100 pelanggan untuk pengusaha kampung lontong dengan pemasangan instalasi secara gratis. Di gelombang kedua, mulai banyak pengusaha yang bersedia memasang gas rumah, setelah mendengar cerita dari mulut ke mulut tentang keuntungan memakai gas rumah. Apalagi, sampai saat ini belum ada peristiwa kebakaran atau ledakan saat pemakaian gas rumah. 

Sampai saat ini kata Ari, sudah sekitar 80 persen pengusaha lontong yang menjadi pelanggan gas rumah, bahkan ada beberapa yang masuk dalam daftar tunggupemasangan untuk tahun ini, termasuk keluarga Samsul Hadi dan Yuliatin, yang berharap pemasangan instalasi gas rumah segera dilakukan di rumahnya. 

"Sudah disurvei, tapi sampai sekarang belum dipasang. Saya tunggu terus, karena kata orang-orang lebih murah dan lebih aman," kata Yuliatin.

Dampak ekonomis pemanfaatan jaringan gas untuk rumah tangga juga dirasakan usaha kecil perajin kue di kampung kue di kelurahan Kalirungkut, Kecamatan Rungkut Surabaya. Mereka merasa terbantu dengan adanya instalasi gas tersebut karena terbukti mampu menekan biaya produksi kue.

Sama dengan yang terjadi di kampung lontong, kata Ketua RW V Kelurahan Kalirungkut, Kecamatan Rungkut, Sentot Sudarmanto, perajin kue di kampung kue juga sebelumnya takut untuk memasang jaringan gas. Namun setelah merasakan manfaatnya, Sentot terus ditagih warganya untuk segera dipasangkan. 

"Dulu banyak yang takut memasang karena takut meledak, sekarang mereka banyak yang menagih saya karena sudah tahu manfaatnya," kata Sentot.

Di wilayah RW V, lanjut dia, dari 56 usaha pembuat kue, sebagian besar sudah mengakses gas pemukiman. "Tinggal 22 pengusaha yang belum, karena itu saya minta PGN untuk segera dipasang," ujarnya.

Senada dengan keinginan warganya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menginginkan semua sentra produksi kuliner di Surabaya dialiri jaringan gas dari PGN. "Biar mereka tidak kesana kemari bawa melon, kadang satu motor bawa melon banyak, kan itu bahaya," ucap wali kota perempuan pertama Surabaya itu.

Selain dipasang di sentra-sentra produksi kuliner, Risma berharap jaringan gas juga dipasang di komplek rumah susun (rusun).

"Kasihan loh, penghuni rusun sering naik turun bawa melon, makanya saya minta gas juga dipasang di rusun," jelasnya.

Risma mengaku ingin sekali menyejahterakan warganya dengan gas bumi dan perlahan mengurangi penggunaan gas melon atau elpini. 

"Saya berkali merayu-rayu Dirut PGN agar menambah Jargas di Surabaya, di mana pun ketemu, saya terus merayu," tutur Risma. 

24.000 jaringan gas

Tahun ini, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menjatah Surabaya dengan pemasangan 24.000 jaringan gas (jargas) rumah tangga untuk 14 kelurahan.

Di Surabaya Timur proyek yang didanai APBN 2016 tersebut untuk 7.514 kepala keluarga yang tersebar di Kelurahan Penjaringan Sari, Wonorejo, Medokan Ayu, dan Kedung Baruk.  Di Surabaya Selatan untuk 7.721 kepala keluarga yang tersebar di Kelurahan Airlangga, Baratajaya, Kertajaya, Pucang Sewu, dan Ngagel Rejo.

Sementara sisanya, untuk Surabaya Tengah untuk 8.763 kepala keluarga di kelurahan Dr Soetomo, Embong Kaliasin, Kupang Krajan, Tegalsari, dan Wonorejo. 

Proyek senilai Rp 285,2 miliar itu dikerjakan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya (Persero). Pipa jaringan gas yang dipakai sepanjang 167 kilometer dengan diameter pipa polietilen ukuran 63 mm dan 180 mm. 

Target pembangunan per hari adalah pemasangan pipa sepanjang satu km dan meteran di 150 alamat rumah. Progres program pemasangan Jargas di Surabaya sampai saat ini kata Area Head PGN Surabaya, Misbachul Munir, sudah mencapai 167,44 kilometer dari total 193,44 kilometer yang dibutuhkan.

"Sementara untuk sambungan rumah (SR), dari 24.000 sudah terealisasi 13.780," jelasnya.

Sebelum ada program tersebut, kata Munir, di Kelurahan Kali Rungkut dan Rungkut Kidul sudah terdapat 2.762 sambungan rumah tangga dengan.

Sambungan itu adalah alih kelola dari BUMD Pemprov Jatim, yakni PT Petro Jatim Utama. Saat ini di Surabaya tercatat ada 72 pelanggan pelanggan industri, 191 pelanggan komersial seperti hotel, apartemen, restoran, dan rumah sakit, serta dan 12.390 pelanggan rumah tangga. Total gas yang disalurkan pada September lalu mencapai 14.82 MMSCFD.

Di wilayah Jawa Timur, PGN menarget 34.073 pelanggan baru gas bumi pada 2016. Target itu kata Munir seiring terus bertambahnya infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun di Jawa Timur. 

Proyek pipa distribusi gas yang rampung tahun ini antara lain, ruas Jetis-Ploso yang memanjang 27 kilometer dari Mojokerto ke Jombang, dan ruas Kejayan-Purwosari di Pasuruan sepanjang 15 kilometer.

"Sementara yang sedang proses pembangunan antara lain Kalisogo-Waru di Sidoarjo, sepanjang 30 kilometer," jelas Munir. 

Dari target angka target tersebut, 27 pelanggan diantaranya industri besar, 54 pelanggan komersial, 9.992 pelanggan rumah tangga dalam program PGN Sayang Ibu, plus 24.000 pelanggan yang instalasinya dibiayai APBN melalui Kementerian ESDM.

Pelanggan gas alam PGN di Jawa Timur hingga pertengahan 2016 mencapai 20.777 pelanggan. Sebanyak 454 pelanggan diantaranya industri besar, 212 usaha komersil seperti mal, kafe dan restoran serta UMKM, dan 20.111 pelanggan rumah tangga.

Adapun Jumlah volume gas bumi yang dipasok ke pelanggan Jawa Timur di triwulan I-2016 sudah mencapai 130 Billion British ThermalUnit per Day (BBTUD).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com