Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2016, 16:59 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), menggelar aksi unjuk rasa menolak eksplorasi dan eksploitasi kawasan karst di Kutai Timur (Kutim), Rabu (26/10/2016).

Izin pendirian pabrik semen telah dikeluarkan pemerintah namun perusahaan itu dianggap mengancam ekosistem kawasan karst.

Aksi unjuk rasa digelar di depan kantor Gubernur Kaltim di Jalan Gajah Mada. Mereka menuntut pemerintah mencabut izin pabrik semen di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur.

Tercatat ada 14 izin pertambangan untuk bahan baku semen yang dikeluarkan di Bentang Karst Sangkulirang-Mangkalihat.

Tidak hanya berorasi, pengunjuk rasa juga menampilkan aksi teatrikal yang menggambarkan rusaknya ekosistem karst. Mereka yakin, bentang karst yang dieksplorasi akan merusak sumber air dan memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat setempat.

Salah seorang pengunjuk rasa, Fitri Irwan, mengatakan, saat ini pihak perusahaan semen sedang menyosialisasikan pendirian pabrik ke masyarakat Kecamatan Biduk-biduk.

“Aksi ini sebenarnya adalah bentuk respons. Respons dari sosialisasi publik untuk dibangun pabrik semen di Kecaman Biduk-biduk. Kita di sini dari aliansi mahasiswa dan juga masyarakat peduli karst Kaltim menolak dengan adanya pabrik semen tersebut,” katanya.

Dijelaskan Fitri, Kawasan Karst yang terancam oleh pabrik semen adalah Bentang Karst Sangkulirang-Mangkalihat yang membentang dari Kabupaten Kutai Timur hingga Kabupaten Berau.

Total luas Bentang Karst mencapai 2,1 juta hektar. Dari jumlah tersebut, pemerintah Provinsi Kaltim hanya menyisakan 307.000 hektar kawasan karst yang dilindungi atau hanya 15 persen dari total luas bentang Karst Sangkulirang Mangkalihat.

“Karst adalah suatu ekosistem yang kemudian saling berhubungan. Ketika karst tersebut dirusak, maka seluruh ekosistem alam akan rusak. Begitu juga air, pariwisata dan lain sebagainya akan hancur semuanya,” sebutnya.

Bahkan, lanjut dia, di kawasan yang dilindungi itu juga telah menjadi kawasan konsesi, baik pertambangan batubara, bahan baku semen, perkebunan hingga izin usaha pemanfaatan kayu hutan.

“Hal ini tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW Kaltim tahun 2016 hingga 2030,” ujarnya.

Aksi unjuk rasa ini sempat ricuh. Polisi dan pengunjuk rasa terlibat aksi saling dorong.

Kericuhan memuncak saat seorang pengunjuk rasa diamankan polisi. Bahkan polisi pun harus mengeluarkan anjing untuk mencegah kericuhan memuncak.

“Tak hanya mengancam ekosistem, izin konsesi yang dikeluarkan juga merusak kawasan pariwisata seperti Kepulauan Derawan. Sedangkan di Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, ada danau Labuan Cermin yang sudah sangat terkenal dan terancam rusak akibat pembangunan pabrik semen,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Regional
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com