Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Rakyat di Tepi Sungai Segah, Bukti Kekayaan Ikan Laut Berau

Kompas.com - 19/09/2016, 05:46 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

TANJUNG REDEB, KOMPAS.com - Asap putih menguar di pinggir Sungai Segah sepanjang Jalan Ahmad Yani, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Minggu (18/9/2016) siang.

Aroma sedap segera memanggil ribuan orang untuk menyantap ikan bakar yang dihidangkan cuma-cuma untuk siapa saja yang hadir di sana.

Berlangsung sejak pukul 10.00 hingga lewat tengah hari, ribuan orang itu beramai-ramai memanggang ikan laut maupun air tawar berbagai jenis dengan menggunakan tungku berbahan arang.

Inilah yang dinamai Irau Manuntung Jukut atau pesta rakyat sambil makan ikan bakar. Seusai membakar ikan, mereka menyantapnya bersama-sama di tempat tersebut.

"Kita sediakan 4 ton ikan di Irau ini," kata Fuadi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Berau.

Memanggang ikan menjadi tradisi yang selalu digelar dalam Hari Ulang Tahun Berau, termasuk HUT ke-63 kali ini. Kali ini jumlah ikan yang dibakar lebih banyak dari tahun lalu, tetapi DKP hanya menyediakan 2 ton ikan.

"Tapi secara riil jumlah ikan bisa lebih dari 4 ton karena banyak relawan yang juga membawa ikan dan tungku sendiri," kata Fuadi.

Pemerintah daerah setempat menggerakkan seluruh satuan perangkat kerja daerah demi meramaikan pesta ini.

Sekolah-sekolah, organisasi kemasyarakatan, kelompok profesi, komunitas, dan lain-lain turut serta di dalam pesta bakar ikan ini.

DKP menyediakan 130 tungku, membaginya ke tiap kelompok peserta Irau, dan memberi setidaknya 35 kilogram ikan untuk tiap kelompok.

Warga yang tidak terdaftar sebagai peserta pun berdatangan ke sana. Mereka pun dapat menikmati ikan secara cuma-cuma yang dibagikan oleh peserta.

KOMPAS.com/Dani J Ribuan orang itu beramai-ramai memanggang ikan laut maupun air tawar berbagai jenis dengan menggunakan tungku berbahan arang.
Belajar dari pengalaman tahun sebelumnya, warga yang hadir membakar ikan tahun ini tampak mempersiapkan hidangan itu dengan lebih baik.

Itu antara lain ditunjukkan oleh Nurseha. Pegawai negeri dari Badan Kepegawaian Daerah Berau ini sudah menyiapkan lima macam sambal, mulai sambal terasi, tomat, dabu-dabu, hingga mangga.

Nurseha bahkan sempat menyediakan sambal khas ala Berau, yakni sambal pepei dari bahan udang kecil dan potongan cabai rawit. Masing-masing sambal ditempatkan dalam satu termos ukuran sedang.

Semua itu disiapkan untuk 50-an rekan kerjanya yang ikut hadir di tepi sungai itu. "Bawa nasi juga dan sate ayam," kata Nurseha.

Tempat berlangsungnya pesta bakar ikan ini berada di pinggir Sungai Segah. Warga setempat menamainya sebagai tepi atau tepian.

Tepian biasanya ramai sebagai tempat nongkrong malam hari sekaligus merasakan jajanan kaki lima di sana.

Sungai Segah merupakan salah satu sungai terbesar yang di Berau, yang membentang dari Kecamatan Segah dan bertemu dengan Sungai Kelay di Tanjung Redeb, kemudian bermuara di Laut Sulawesi. Ribuan masyarakat mengandalkan hidup dari sungai ini.

Karunia Laut Fuadi mengatakan, pesta ini menggambarkan potensi dan kekayaan laut Berau. DKP menyajikan 75 persen ikan laut dan selebihnya ikan air tawar dalam Irau ini.

Hal itu menunjukkan bahwa tangkapan nelayan Berau menjanjikan. Imbasnya, kehidupan nelayan bisa lebih sejahtera.

Fuadi berpendapat bahwa penghasilan rata-rata nelayan bisa lebih tinggi dari petani.

"Hanya saja nelayan kita ini tidak pandai manajerial diri. Dapat penghasilan besar, mereka malah konsumtif, berutang, dan cenderung terasa hidup di kawasan kumuh," kata Fuadi.

KOMPAS.com/Dani J Ikan pun ada yang dimakan ramai-ramai selama berlangasngnya pesta rakyat bakar ikan.
Tangkapan nelayan juga didukung besarnya konsumsi ikan warga Berau. Catatan DKP, konsumsi ikan di Berau sebesar 51 kilogram per kapita pada 2015. Ini lebih tinggi daripada rata-rata konsumsi ikan seprovinsi (46,1 kg/kapita) dan nasional (41,1 kg/kapita) per kapita di tahun sama.

Menilik semua potensi itu, pemerintah berencana meningkatkan kemampuan para nelayan. Mulai dari meningkatkan kapasitas kapal hingga menggenjot produksi ikan dan ekspor.

"Dari 5 GT, kita bantu tingkatkan jadi 10 GT. Biar tangkapan bisa lebih jauh, tangkapannya pun bisa lebih banyak," kata Fuadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com