Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Predator Seksual Mancanegara Mengincar

Kompas.com - 02/09/2016, 15:03 WIB

Kemarin, Polda Jabar juga mengekspose kasus prostitusi daring dan telah menetapkan dua tersangka berinisial MIR (25) dan NNU (25). Kedua tersangka menawarkan wanita yang dijadikan pekerja seks komersial melalui media sosial Twitter dengan akun Bandung Agency.

Praktik prostitusi yang dijalankan kedua tersangka telah berjalan satu tahun dan memiliki jaringan di kota-kota besar, antara lain Medan, Surabaya, Jakarta, Semarang, dan Malang.

"Ada 19 perempuan yang kami identifikasi selaku korban dan saksi untuk wilayah Bandung dan Jakarta saja. Tarifnya berkisar Rp 1,5 juta- Rp 8 juta. Tersangka mendapat komisi 30 persen dari setiap transaksi," ujarnya.

Diki mengatakan, calon pelanggan terlebih dahulu harus mendaftar sebagai anggota di akun Bandung Agency dengan membayar Rp 500.000. Selanjutnya tersangka akan mengirimkan foto-foto korban melalui aplikasi WhatsApp atau Blackberry Messenger.

Korban berumur 19-25 tahun dengan berbagai latar belakang pekerjaan, di antaranya karyawan, tenaga pemasaran (sales promotion girl), mahasiswa, dan tidak bekerja.

"Untuk yang mahasiswa, rata-rata mereka tidak tinggal bersama keluarga, melainkan indekos," ujar Diki. Dia mengatakan, peran keluarga sangat penting untuk menghindarkan korban dari praktik prostitusi.

Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek mengatakan, praktik prostitusi anak adalah kejahatan terhadap masa depan bangsa. Harapan generasi muda Indonesia yang unggul rentan terancam jika praktik itu terus dibiarkan.

"Saya tidak terima dengan kejadian itu. Tindakan itu merusak anak bangsa. Korban harus diberi perlindungan. Pelakunya harus mendapat hukuman setimpal," katanya di Bandung.

Sekretaris Jenderal Yayasan Cinta Anak Bangsa, organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan generasi muda, Muhammad Farhan, mengatakan, kasus kekerasan melalui internet dan media sosial rentan mengancam masa depan banyak anak muda Indonesia. Sebagai negara dengan pengguna internet dan media sosial yang tinggi, peluang munculnya kasus kekerasan seksual melalui media sosial sangat tinggi. (RAZ/CHE/TAM/FLO)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 September 2016, di halaman 22 dengan judul "Predator Seksual Mancanegara Mengincar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com