POSO, KOMPAS.com - Satuan Tugas Operasi Tinombala 2016 membawa jenazah yang diduga jasad Ibrohim, anggota kelompok jaringan teroris Santoso yang masuk dalam daftar pencarian orang, dari hutan pegunungan di Poso, Sulawesi Tengah.
Beratnya medan di hutan pegunungan serta jauhnya lokasi yang harus ditempuh membuat pemindahan jasad membutuhkan waktu dua hari satu malam. Pada Kamis (18/8/2016) sekitar pukul 13.00 WITA, tim tiba di perkampungan warga dengan membawa jenazah.
Jenazah dipikul oleh pasukan dari lokasi yang berjarak sekitar 17 kilometer dari lokasi baku tembak yang terjadi, Rabu (17/8/2016), di wilayah hutan Pegunungan Padopi, Kecamatan Poso Pesisir.
Jenazah Ibrohim dijemput oleh ambulans milik polisi yang harus melewati sungai kecil untuk sampai di permukiman penduduk dengan pengawalan ketat aparat TNI-Polri.
Setelah berhasil dievakuasi hingga ke perkampungan yang berada di wilayah Dusun Sipatuo, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, jenazah Ibrohim kemudian langsung dibawa menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah di Palu untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Sementara, jenazah terduga teroris itu diidentifikasi sebagai Ibrohim, warga negara asing (WNA) asal asal Uighur (Turki). Sejauh ini, Ibrohim disebut oleh polisi telah bergabung dengan kelompok Santoso dalam dua tahun terakhir bersama lima orang lainnya yang berasal dari Uighur.
Tewasnya Ibrohim membuat tidak ada lagi WNA dalam kelompok Santoso. Saat ini, hanya ada 15 anggota kelompok Santoso yang masuk dalam DPO.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.