Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Hutan Bakau bagi Para Perempuan Adat Enggano

Kompas.com - 18/08/2016, 09:47 WIB
Firmansyah

Penulis

 

Bagi perempuan adat Enggano, hutan dan bakau yang membentang luas di Pulau Enggano merupakan berkah yang tak berkesudahan. Masyarakat menggantungkan hidup pada hasil hutan dan bakau.

"Kami tak dapat membayangkan apa jadinya jika hutan dan bakau di Pulau Enggano rusak, maka musnahlah kami," tegasnya.

Untuk makan sehari-hari, Noey mengisahkan, penduduk Enggano tidak perlu pusing dan mengeluarkan uang, karena sayur, pakan seperti udang, kepiting, lokan dan kerang melimpah di sekitar rumah mereka.

"Kalau mau makan kami cukup pergi ke depan atau belakang rumah, ada sungai di sana melimpah kepiting, kerang dan lokan, semua dari hutan bakau," katanya.

Luas hutan bakau di Pulau Enggano mencapai 1.500 hektar yang membentang di beberapa tepi pulau di Desa Kahyapu, Banjarsari.

Selain sebagai fungsi ekonomi, hutan bakau juga menjadi sabuk keselamatan warga Enggano dari hempasan ombak yang dapat memicu abrasi pulau.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu yang juga ahli mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, Gunggung Seno Aji menjelaskan, hutan bakau merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat adat Pulau Enggano.

Banyak kelebihan ekonomi dan adaptasi serta mitigasi perubahan iklim didapat dari hutan bakau.

"Bakau sangat potensial secara ekonomi masyarakat dan menyerap karbon, sangat berpotensi bagi pengurangan perubahan iklim dan pemanasan global," jelas Gunggung dalam beberapa pertemuan.

Sementara itu, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Bengkulu, Deff Tri Hamdi mengatakan, masyarakat adat berkontribusi besar dalam pengurangan dampak pemanasan global dan perubahan iklim melalui kearifan lokal yang diteruskan secara turun temurun.

"Masyarakat Enggano sangat menghargai hutan, termasuk hutan bakau, bagi mereka hutan merupakan sumber kehidupan, hutan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat adat. Mereka mempunya aturan adat tegas agar hutan tak dirusak," ungkap Deff Tri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com