Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Penolak Tambang Ingin Kasus Pembacokan terhadap Polisi Berakhir Damai

Kompas.com - 01/08/2016, 22:36 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Ketua Forum Masyarakat Rejang Gunung Bungkuk (FMRGB) Nurdin meminta kepada Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti untuk membantu menyelesaikan kasus pembacokan terhadap polisi dalam unjuk rasa terhadap kegiatan penambangan PT Citra Buana Seraya beberapa waktu lalu.

Nurdin berharap agar Ridwan mendorong Kepala Polda Bengkulu Brigjen (Pol) M Ghufron untuk menyelesaikan perkara itu di luar proses hukum.

Hal ini disampaikan dalam pertemuan unsur gubernur, bupati, jaksa, dan kepolisian dalam penyelesaian konflik pertambangan dan masyarakat dari belasan desa di sekitar pertambangan.

"Kami meminta gubernur, bupati, dapat mendorong polisi untuk tidak menyelesaikan konflik melalui jalur hukum," kata Nurdin, Senin (1/8/2016).

Dalam pertemuan itu, ada tiga penyelesaian yang diusulkan oleh Ridwan. Yang pertama, perusahaan diminta menyosialisasikan secara gamblang kepada masyarakat tentang aktivitas pertambangan. Hal ini dilakukan agar warga menerima dan memahami kegiatan penambangan tersebut.

Saat ini aktivitas pertambangan dibekukan oleh Ridwan. Penambangan akan dibuka lagi setelah ada kesepakatan antara masyarakat dan perusahaan.

Alternatif lain, pembekuan operasi pertambangan akan tetap diperpanjang hingga ada kesepahaman dan perdamaian antara masyarakat dan PT CBS.

Ridwan juga memberikan rekomendasi pada penegak hukum agar penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan cara damai.

"Saya tidak bisa intervensi lebih jauh soal hukum, namun saya hanya bisa rekomendasi. Saya usulkan nanti menggunakan jalur sosial dan politik, namun semua kewenangan kepolisian," kata Ridwan.

Terkait penyelesaian pembacokan anggota polisi, Kapolres Bengkulu Utara AKBP Adnika Visnu mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat yang diminta sebagai saksi memenuhi panggilan terlebih dahulu.

"Jalur hukum diikuti saja dahulu. Sampai sejauh ini mereka yang kami mintai keterangan sebagai saksi tidak pernah datang, nanti kita lihat dari hasil pemeriksaan," kata Adnika.

Konflik masyarakat dengan perusahaan tambang ini berlangsung beberapa waktu lalu. Warga menolak adanya pertambangan batu bara bawah tanah.

Aksi yang diikuti ratusan warga itu berujung ricuh sehingga polisi menggunakan tembakan peluru karet untuk membubarkan massa. Seorang polisi terkena sabetan golok warga.

(Baca juga Demo Tambang di Bengkulu Bentrok, Dua Warga Tertembak, Dua Polisi Dibacok)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com