Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggilan Hati Richard Trudgen untuk Orang-orang Aborigin

Kompas.com - 31/07/2016, 19:57 WIB
Caroline Damanik

Penulis

Richard muda hijrah dari New South Wales, kampung halamannya, ke Arnhem Land pada tahun 1973 untuk bekerja sebagai relawan di tengah komunitas suku Yolngu. Dia mulai belajar bahasa penduduk setempat dan terlibat dalam pengembangan masyarakat.

Hidup bersama dan mengenal penduduk Yolngu membuatnya jatuh cinta hingga akhirnya memutuskan untuk tinggal di Arnhem Land untuk seterusnya.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Richard Ian Trudgen, pendiri dan pimpinan Aboriginal Resource Development Services (ARDS), berbicara dalam seminar yang digelar di Nhulunbuy, Northern Territory, Australia, akhir Mei 2016. Seminar ini digelar untuk para warga kulit putih yang terlibat dalam pelayanan publik penduduk Aborigin di tempat itu.
“Saya bertobat dari kehidupan lama saya, nge-band lalu memakai obat-obatan terlarang dan menegak minuman alkohol pada awal 70-an. Lalu saya ikut sebuah misi ke komunitas Milingimbi sebagai mekanik selama satu tahun. Lalu saya pindah ke komunitas Ramingining,” tuturnya.

“Selama itu, saya dipaksa untuk belajar bahasa mereka. Belajar bahasa mereka membuat hidup saya berubah karena ketika saya mengerti bahasa mereka dan berbicara dengan mereka, pikiran saya tentang mereka berubah. Saya pikir mereka orang yang primitif, tetapi mereka ternyata sangat cerdas,” ungkapnya kemudian.

Selama 11 tahun, Richard berada di tengah penduduk Yolngu dan sangat menikmati hidup bersama dengan mereka. Hingga kemudian dia harus meninggalkan Arnhem Land untuk menjalani pengobatan atas penyakit lever yang dideritanya.

“Mereka mengajarkan saya lebih dari apa yang saya bisa ajar atau bagi kepada mereka. Mereka menjadi teman dan keluarga angkat. Hati saya sangat lekat kepada mereka dan sangat sakit rasanya ketika saya harus pergi,” ucapnya.

Namun, semesta mendukung ketika panggilan hati tak bisa dibohongi. Pada tahun 1991, dia menyambut baik panggilan kembali atasannya untuk melayani suku Yolngu.

“Orang-orang Yolngu dan pemimpinnya juga menghubungi saya secara terpisah dan memberi saya beragam alasan mengapa mereka ingin saya kembali,” tuturnya.

 

(Tulisan ini merupkan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com