Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Sekolah untuk Anak TKI Sawit di Sarawak, Malaysia

Kompas.com - 26/07/2016, 06:41 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

 

Selain itu memberikan bantuan peralatan dan perlengkapan sekolah untuk peserta didik tersebut.

"Kurikulum yang diajarkan disesuaikan dengan kurikulum pendidikan dasar yang digunakan di Indonesia. Sehingga kelak mereka bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi selepas mengenyam pendidikan di sini (CLC)," pungkasnya.

Saat ini, negara bagian Sarawak memiliki 15 unit CLC yang tersebar di sejumlah perkebunan kelapa sawit di daerah Miri dan Bintulu. Dari jumlah tesebut, sedikitnya 805 peserta didik anak TKI mengenyam pendidikan di tempat itu.

"Yang kita resmikan hari ini ada sekitar 30 lebih anak-anak peserta didik dari berbagai jenjang, mulai dari TK hingga SD kelas satu sampai enam. Sedangkan untuk gurunya baru satu orang, yaitu ibu Rosdiana," ujar Jahar.

Keberadaan CLC sendiri sudah disetujui dan diakui oleh pemerintah Malaysia melalui Menteri Sosial, Wanita dan Pembangunan Wanita yang diberi amanat untuk menangani masalah tersebut di Sarawak.

Persetujuan tersebut berdasarkan hasil rapat kabinet Sarawak pada tanggal 26 Februari 2015 dan diumumkan melalui media pada tanggal 10 Maret 2015 yang lalu.

Garis panduan secara terperinci mengenai mekanisme pendaftaran CLC kepada pemerintah Malaysia dalam hal ini Kementerian Pendidikan Malaysia telah diberikan secara lengkap dan terperinci.

Namun, ada perbedaan mendasar mengenai pendaftaran CLC di Sarawak dengan negara bagian lainnya seperti Sabah. Untuk pendaftaran di Sarawak harus dilakukan langsung oleh penanggung jawab CLC yaitu perusahaan tempat berdirinya CLC dan bukan diajukan oleh perwakilan Republik Indonesia.

Setelah proses pendaftaran dan pendirian SLC kepada Kementerian Pendidikan Malaysia selesai, maka pemerintah Indonesia akan lebih leluasa untuk memberikan akses pendidikan kepada anak-anak TKI di CLC. Akses tersebut di antaranya pengiriman guru-guru profesional dari Indonesia serta penyaluran dana-dana pendidikan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com