Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Sang Ibu Jualan Roti Keliling hingga Dini Hari, Juli Ingin Jadi Dokter

Kompas.com - 25/07/2016, 23:03 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Sriana mulai menjalani aktivitasnya menjual roti keliling menyusuri jalan protokol Kota Malang, Jawa Timur, Senin (25/7/2016) sekitar pukul 18.30 WIB.

Ketiga anaknya, yaitu Tri Sutrisno (11) yang masih kelas 4 SD, Kurnia Putri (9) yang masih kelas 3 SD dan Juliastuti (6) yang masih kelas 1 SD tampak mengikutinya.

Saat berjualan, Sriana memang selalu bersama ketiga anaknya. Sementara anaknya yang pertama, yaitu Dwi Kurniawan Putra (16) tidak ikut karena harus menjaga Suwarno (55), suami Sriana yang sakit saraf.

"Roti goreng, cakue, roti kukus, gorengan," teriak Sriana dengan nada khas yang diikuti ketiga anaknya.

Bagi wanita berusia 41 tahun ini, mendorong gerobak belasan kilometer sudah biasa. Sebab, aktivitas itu sudah ia tekuni sejak setahun setengah yang lalu. (baca: Suami Sakit, Sriana dan 3 Anaknya yang Masih SD Berjualan Roti Keliling hingga Dini Hari)

Sementara ketiga anaknya ikut berteriak mengatakan roti supaya bisa didengar oleh orang dan mau membeli. "Supaya ada yang beli. Berteriak ikut ibu," kata Juliastuti, anak bungsu Sriana.

Di tengah kesulitan kondisi ekonomi orang tuanya, Juliastuti ternyata menyimpan keinginan yang tinggi. Ia mengaku ingin menjadi dokter supaya bisa mengobati orang lain. "Aku ingin jadi dokter," katanya.

Meski selalu ikut ibunya berjualan, pelajaran ketiga bocah itu tidak pernah ketinggalan. Setiap ada pekerjaan rumah, ia selalu menyelesaikannya sebelum berangkat keliling berjualan roti. "Caranya begini, kalau ada PR, langsung diselesaikan," kata Kurnia Putri, putri Sriana yang nomor tiga.

Sriana menjadi tumpuan hidup keluarganya setelah suaminya menderita sakit saraf sejak empat tahun yang lalu. Berbagai upaya dilakukannya untuk menyambung hidup. Hingga akhirnya ia berjualan roti keliling, menyusuri jalan protokol di Kota Malang hingga belasan kilometer.

Mulai dari Jalan Muharto ke Pasar Kebalen, lalu ke Jalan Gajah Mada, terus ke Alun-alun Tugu. Setelah itu, Sriana melanjutkan mendorong gerobaknya ke Jalan Ijen, lalu ke Jalan Buring, kemudian ke Jalan Merbabu, ke Simpang Ijen dan ke Taman Kunang-kunang yang ada di Jalan Jakarta.

Sriana lalu melanjutkan perjalanan ke Jalan Gede, ke Jalan Wilis dan berakhir di Stadion Gajayana, Kota Malang.

Sempat tidak mampu memperpanjang kontrakan dan numpang di rumah mertua, saat ini ia tinggal di rumah berukuran 2 x 2,5 meter yang merupakan peninggalan kakeknya. Rumah tersebut berada di Jalan Muharto, gang 6, nomor 13, RT 13 RW 7, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com