Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pengungsi Mencari Tempat Aman untuk Pulang

Kompas.com - 05/07/2016, 18:17 WIB
Kompas TV Sutikno, Dari Korban Jadi Relawan Longsor

Surato tinggal bersama istri, 3 anak, 1 menantu, dan 1 cucunya yang berusia di bawah 5 tahun. Saat ini, dia dan satu anaknya untuk sementara berhenti bekerja karena ingin berkumpul bersama keluarga. Surato adalah petani dan anaknya buruh bangunan.

Longsor, kata Surato, membuat dirinya kehilangan sandang, pangan, dan papan. Tidak sekadar menimbun rumah dan empat sepeda motornya, bencana tersebut juga menimbun 14 karung atau sekitar 7 kuintal gabah yang menjadi stok pangan bagi keluarga Surato.

Tidak hanya harta benda, bagi Yatinem (55), longsor juga menyebabkan dia kehilangan suaminya, Jemiran (65). Saat longsor terjadi, Jemiran tidak bisa lari keluar rumah karena kedua kakinya lumpuh.

Di tengah tidak jelasnya rencana pemerintah untuk merelokasi korban longsor, sama seperti Surato, Yatinem berinisiatif pindah ke lokasi yang lebih aman, di rumah kontrakan di Kelurahan Cangkrep Lor.

"Setelah tinggal di daerah yang lebih aman, saya dan anak sulung saya bisa kembali tenang mencari kerja dan anak bungsu saya tenang kembali bersekolah," ujar Yatinem yang sebelumnya bekerja sebagai pengasuh bayi. Anak sulungnya bekerja sebagai buruh bangunan.

Seperti sempat diberitakan sebelumnya, longsor di Purworejo terjadi di 5 desa di 3 kecamatan. Di Desa Jelok, longsor menyebabkan 4 warga tewas, 6 warga luka-luka, serta sejumlah rumah rusak dan tertimbun.

Kepala Desa Jelok Sukamto mengatakan, Desa Jelok termasuk dalam kawasan rawan bencana banjir dan longsor. Dengan kondisi tersebut, sebanyak 334 keluarga atau 1.125 jiwa warganya sudah terbiasa waspada, terhadap banjir dan longsor.

Namun, tentu saja, bencana tidak akan pernah membuat mereka siap untuk kehilangan rumah.. (Regina Rukmorini)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Juli 2016, di halaman 22 dengan judul "Mencari Tempat Aman untuk Pulang".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com