Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fatamorgana di Jalan Tol Cipali

Kompas.com - 04/07/2016, 05:28 WIB

Berdasarkan pemantauan Kompas, tidak seluruhnya jalan itu rusak dan berlubang. Sebagian aspalnya ada yang masih bagus walaupun di sana-sini ada aspal terkelupas.

"Di desa kami, ada sekitar 3 kilometer jalan tidak mulus," ujar Kepala Desa Cijunti Toha bin Saripin (46).

Tidak diperbaiki

Pertengahan Juni 2015, Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol sepanjang 116,7 kilometer itu. Warga, menurut Rohata, menyambut dengan penuh sukacita sebab suasana desa ikut menjadi ramai. Selain itu, ada harapan, dengan beroperasinya tol itu, jalan desa yang rusak oleh kendaraan besar proyek bisa segera diperbaiki.

Namun, sudah setahun sejak Tol Cipali diresmikan belum ada tanda-tanda jalan itu dikembalikan seperti semula. Padahal, lanjut Rohata, selama pembangunan tol, masyarakat di daerahnya sudah banyak berkorban untuk mendukung kelancaran megaproyek Trans-Jawa itu.

Soal pembebasan lahan, misalnya, warga menerima dan nyaris tanpa gejolak. Lalu, debu yang bertebaran hingga permukiman, imbas lalu lalang truk-truk pengangkut material jalan tol, warga juga memakluminya. "Tetapi, akses jalan desa yang kami miliki menjadi luar biasa jelek," ujar Rohata.

Padahal, seperti diungkapkan Presiden Jokowi, pembebasan lahan selalu menjadi kendala pembangunan infrastruktur.

"Proses membebaskan lahan Jalan Tol Cikopo-Palimanan membutuhkan enam tahun. Saya ulangi, enam tahun. Konstruksinya saja bisa cepat, yaitu 2,5 tahun. Ini ada yang tidak betul dengan regulasi kita," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Tol Cipali, 13 Juni 2015.

Jalan Tol Cikopo-Palimanan ini terletak 72 kilometer dari Jakarta. Jalan tersambung dengan dua ruas jalan tol yang telah beroperasi, yaitu Jalan Tol Jakarta-Cikampek di sebelah barat dan Jalan Tol Palimanan-Kanci di sebelah timur.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, sebelum rusak, jalan tersebut sebenarnya baru saja dibangun dengan hotmix kualitas baik. Dedi menyayangkan pihak kontraktor yang sama sekali tidak memperhatikan kerusakan jalan desa akibat pembangunan tol.

"Truk besar lalu lalang membawa bahan material. Setelah rusak, mereka membiarkan begitu saja, tanpa perbaikan kembali," tutur Dedi saat meninjau jalan itu, 10 Juni lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com