Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memuliakan Sampah Kerang

Kompas.com - 01/07/2016, 09:19 WIB

Pasar ekspor

Kini ruang pamer Multidimensi Shellcrafts di Astapada ramai dikunjungi wisatawan dari dalam negeri. Kendati demikian, pembeli terbesarnya justru orang asing. Pengunjung lokal lebih banyak melihat-lihat kreasi Nur Handiah dan membawa pulang kerajinan kecil, seperti gantungan kunci, gelang, cincin, kalung, dan bunga-bungaan dari kerang.

"Beli enggak beli, saya tetap berterima kasih kepada mereka karena mau datang ke showroom. Sekarang hampir setiap hari ada rombongan wisatawan datang ke sini. Jarang yang membeli benda-benda ukuran besar. Lebih banyak yang menyukai kerajinan atau oleh-oleh kecil. Tetapi itu pun sudah lumayan. Dari mulut ke mulut usaha kerang ini mulai menarik perhatian pasar lokal," ujarnya.

Dalam sebulan, Nur Handiah bisa meraih 70.000-100.000 dollar AS. Saat pesanan ramai, ia adakalanya juga memperoleh lebih dari itu. Pesanan yang kerap ia dapatkan datang dari Spanyol, Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, Kuwait, Lebanon, Uni Emirat Arab, dan Afrika Selatan. Kapasitas ekspor kerajinannya ini bisa mencapai 12-40 kontainer per tahun.

"Setiap negara punya kesenangan masing-masing. Kalau AS, suka lampu-lampu dan cermin, Kuwait khusus furniture, Lebanon vas bunga, dan Jepang benda-benda yang kecil. Banyak sedikitnya pesanan dari buyer juga tidak tentu. Setiap kali memesan, pembeli atau utusannya datang ke sini untuk memastikan kualitas barang. Semua pengerjaan, mulai dari pemotongan hingga penempelan, ada quality control," ujar nenek dua cucu ini.

Usaha Nur Handiah terus berkembang meski kadang ia juga menghadapi kendala, misalnya terkait dengan tenaga kerja. Hal itu karena menekuni pekerjaan tangan tentu membutuhkan waktu dan kesabaran.

Namun, semangat Nur Handiah untuk berkarya terus berkobar. "Saya belajar dari ibu saya yang siang dan malam berjuang membesarkan delapan anaknya sejak Bapak meninggal. Pengalaman hidup pada masa kecil mengajari saya untuk tidak mudah menyerah," ujarnya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Juni 2016, di halaman 19 dengan judul "Memuliakan Sampah Kerang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com