Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

124.000 Warga Kabupaten Semarang Masih Buang Tinja Sembarangan

Kompas.com - 19/06/2016, 14:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sedikitnya 124.212 jiwa atau sekitar 13 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Semarang hingga saat ini masih buang tinja di sembarang tempat.

Mereka sebagian besar masih melakukan praktik buang air besar (BAB) sembarangan seperti di sungai, kebun atau pekarangan.

"Hingga tahun 2016, baru sekitar 87.14 persen warga yang punya akses ke jamban. Sisanya BABS (buang air besar sembarangan) karena tidak punya akses," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Gunadi, Minggu (19/6/2016).

Gunadi mengatakan, jumlah warga yang BAB sembarangan relatif tinggi. Pihaknya akan berupaya mengejar target semua warga mempunyai akses sanitasi yang baik pada tahun 2019. Hal ini sesuai dengan target Millenium Development Goals (MDGs) yang ditetapkan PBB sejak tahun 2000 lalu.

"Kita dorong percepatan jambanisasi. Dan, juga perilakunya dengan penyuluhan dan pemahaman," jelasnya.

Dijelaskan oleh Gunadi, BABS tidak hanya masalah aksebilitas terhadap sarana sanitasi saja, tetapi juga dari sisi perilaku. Terkadang banyak orang yang sudah mempunyai sarana sanitasi, namun masih melakukan praktik BABS.

"Katanya kalau tidak nempel di air (sungai) tidak bisa keluar, padahal di rumah juga punya WC," ucapnya.

Termasuk di dalam praktik membuang tinja secara terbuka ini, menurut Gunadi, adalah pembuatan WC atau toilet tanpa septic tank. Pemandangan ini masih banyak dijumpai di perkotaan maupun perdesaan ketika tinja dari WC dibuang melalui saluran paralon ke sungai.

"WC-nya ada, tapi saluran tinjanya ke sungai. Ini juga termasuk dalam BABS. WC yang saniter tak harus yang mahal, WC cubluk asal ada tutupnya juga sudah saniter," tegasnya.

Sanitasi yang buruk, menurut Gunadi, dapat memicu penyebaran penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, cacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.

Selain itu, sanitasi yang buruk juga bisa mencemari sumber air yang ada di sekitarnya. Untuk itu, mengubah perilaku seseorang agar bisa menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat, Dinas Kesehatan terus mendorong mewujudkan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), yakni kondisi masyarakat tidak ada lagi yang buang air besar sembarangan; mencuci tangan pakai sabun; mengelola air minum dan makanan yang aman; mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com