Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayat TKI Banyak Jahitan, Benarkah Organnya Dicuri?

Kompas.com - 30/05/2016, 07:07 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

Hanisah menyatakan bahwa pihak nya tidak pernah mengambil organ tubuh selama proses otopsi berlangsung.

"Kami dari pihak rumah sakit atau bagian Forensic Bedah Mayat menyatakan tidak pernah mengambil bagian organ sepanjang melakukan proses otopsi atau bedah mayat," ujar dia.

Hanisah menjelaskan, untuk donor diperlukan organ yang masih segar dan baru beberapa jam setelah kematian. Sedangkan yang sering ditangani, adalah mayat dengan kondisi sudah meninggal lebih dari 24 jam. Kondisi mayat seperti itu jelas sudah mengalami proses pembusukan, dan otomatis organ yang ada juga sudah tidak bisa difungsikan.

"Biasanya kalau mayat kematian diluar hospital itu sudah lewat 24 jam. Sedangkan organ tubuh bisa digunakan selama masih fresh atau sebelum 24 jam, jadi kemungkinan untuk pengambilan organ tubuh semasa bedah siasat, tidak mungkin lah. Tiada guna lagi organ-organ mayat yang mati dah lama atau masuk ke proses pembusukan," ungkapnya.

Selama proses bedah mayat WNI, ungkap Hanisah, sejumlah perwakilan pemerintah dari kedua negara ikut serta menyaksikan. Proses otopsi hanya dilakukan berdasarkan permintaan atau perintahdari Kepolisian Malaysia dan hanya dapat dilakukan terhadap jenazah-jenazah yang tergolong korban kematian diluar rumah sakit atau kematian yang tak wajar.

"Pihak Konsulat dan keluarga turut serta dalam bedah siasat (otopsi), untuk menyaksikan prosedur-prosedur bedah itu," ucapnya.

Kemungkinan organ salah letak ke jenazah lain pun menurut Hanisah kecil kemungkinan terjadi, karena sebelum proses bedah dilakukan segala tahap demi tahap dilakukan sesuai prosedur. Pihaknya juga melakukan pendataan dan membuat surat pernyataan kepada pihak keluarga.

“Proses otopsi juga dilakukan kepada mayat satu persatu, tidak sekaligus, jadi tidak mungkin organ salah masuk ke jenazah lain,” katanya.

Proses bedah mayat pada prinsipnya dilakukan dengan cara melepas semua organ tubuh, kemudian diperiksa dan dimasukan kembali ke dalam tubuh asalnya. Namun, untuk tata letak, bisa saja tidak sesuai dengan posisi semula.

"Selama proses otopsi, kami memang keluarkan semua organ, kemudian dimasukkan kembali kebagian dalam tubuh, tapi terkadang tidak pada posisi semula. Misalnya jantung, sukar untuk bisa kembali dan meletakkan pada posisi sebenarnya, tapi masih tetap dalam jenazah yang sama," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com