Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Sosial: Jangan Sampai Ada Warga yang Tidak Hafal Sila Pancasila

Kompas.com - 02/05/2016, 05:22 WIB
Andi Hartik

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi gagasan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang ingin menjadikan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Menurut dia, penetapan hari lahir Pancasila tersebut sangat dibutuhkan karena menyangkut dasar negara.

"Hari lahir Pancasila menurut saya sudah harus dibahas lebih spesifik, lebih serius karena ini memang dasar negara. Jadi memang harus ada proses pemaknaan secara lebih integratif," katanya saat menghadiri Harlah Ke-93 NU yang digelar PCNU Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, di Alun-alun Bangil, Minggu (1/5/2016) malam.

Menteri Sosial RI itu juga mengungkapkan bahwa harus ada proses sosialisasi Pancasila secara terukur. Begitu juga dengan implementasinya di tengah kehidupan masyarakat Indonesia.

"Jangan sampai ada warga bangsa yang tidak hafal sila Pancasila. Jangan sampai ada warga bangsa yang tidak hafal lambang dari sila-sila Pancasila," jelasnya.

Dengan begitu, ia menganggap bahwa adanya hari lahir Pancasila sangat penting sebagai proses revitalisasi pemaknaan Pancasila secara substantif.

"Sehingga kalau misalnya ada hari lahir Pancasila itu kemungkinan ada proses revitalisasi pemaknaan secara substantif tentang Pancasila itu sendiri," ungkapnya.

Sebenarnya, jelas Khofifah, diskusi soal hari lahir Pancasila sudah sejak lama dilakukan. Tapi menurut dia, harus ada tim yang mengusulkan gagasan tersebut kepada pemerintah. Termasuk soal penyiapan konten perpresnya nanti.

"Seperti dulu Hari Santri itu ada yang menggagas. Sampai pada penyiapan konten perpresnya kira-kira seperti ini," jelasnya.

Ke depan, pihaknya tidak ingin ada kasus pelecehan Pancasila seperti yang pernah dilakukan oleh artis Zaskia Gotik.

"Jangan sampai ada guyonan yang menyinggung. Sebetulnya nasionalisme ini harus dikawal. Anytime, anywhere, profesi apapun," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com