Bencana itu terjadi setelah Kota Sukabumi dan sekitarnya diguyur hujan deras dalam waktu sekitar dua jam, Senin (7/3/2016) malam.
Longsor yang menghancurkan tebing penahan tanah (TPT) setinggi sekitar 10 meter dan lebar 5 meter itu mengakibatkan terganggunya proses kegiatan belajar mengajar.
"Ada dua ruangan yang dikosongkan, yaitu ruang kantor dan kelas II, karena kondisinya sangat terancam," kata Kepala SDN Lamping Cucum Sumiarsih kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Selasa (8/3/2016).
Akhirnya, lanjut Cucum, proses KBM untuk para siswa kelas II dialihkan ke ruang kelas I. Hanya saja, waktu pelaksanaannya menunggu proses KBM kelas I selesai.
"Kasihan juga para siswanya jadi terganggu," ujarnya.
Cucum bersyukur bencananya terjadi malam hari. Jika terjadi siang hari saat anak-anak masih melaksanakan KBM, kemungkinan akan memakan korban jiwa.
Apalagi bangunan SD yang terdapat tujuh ruang dengan jumlah siswa berjumlah 150 orang itu berada di lokasi rawan longsor, baik di depan maupun di belakang sekolah.
"Saya enggak bisa bayangkan bila bencananya terjadi siang. Makanya, bila hujan deras siang, para siswa langsung dipulangkan karena khawatir," jelasnya.
Sejumlah siswa mengharapkan sekolahnya tempat menempuh ilmu pengetahuan segera diperbaiki. Sebab, setiap hari, terutama bila hujan deras, selalu diliputi rasa khawatir.
"Saya takut sekolahan saya rusak. Saya ingin cepat saja yang longsornya diperbaiki," aku Muhamad Farhan Zaelani, siswa kelas VI.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.