Saat ini, satu kampung di Patoman Tengah memiliki 230 kepala keluarga. Sebagian penduduk itu bekerja di Bali. Namun, saat peringatan hari raya keagamaan, mereka memilih pulang ke Banyuwangi.
"Seperti saya masih ada keluarga di Bali, masih sering komunikasi, tapi kalau hari raya ya di sini saja," kata Sudana.
Saat ini tradisi keselong sudah mulai jarang dilakukan. Sudah ada empat generasi yang tinggal di Dusun Patoman Tengah dan penduduk pun berbaur dengan warga setempat. "Istri saya orang sini saja," kata Sudana sambil tertawa.
Ia menjelaskan, selama ini masyarakat dusun tinggal dengan tenang berdampingan dengan masyarakat sekitar. Toleransi antargolongan masyarakat tercipta di tengah keberagaman asal-usul maupun kepercayaan mereka.
Penduduk di sana sudah terbiasa saling mengunjungi warga yang tengah merayakan hari raya keagamaan berbeda.
Ketika Nyepi, masyarakat yang tidak merayakannya turut menghormati penduduk yang merayakannya. Pada saat itu, tidak ada keramaian ataupun warga yang memutar musik. Jika ada yang melintas di jalan dusun, mereka tidak menghidupkan mesin sepeda motor.
"Mereka nuntun sepeda sampai keluar dari dusun baru dihidupkan mesinnya," kata Sudana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.