Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kampung Ini, Warga dan Tamu Dilarang Merokok

Kompas.com - 26/02/2016, 05:51 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis


Berkurangnya konsumsi rokok tentu berdampak pada peningkatan gizi keluarga mereka. Nur, ibu rumah tangga warga Al-Fattah mengaku senang sejak suaminya berhenti merokok.

“Sejak suami saya tidak merokok, kami bisa menikmati makanan setidaknya lebih bergizi lagi. Ya, paling tidak bisa dibelikan telur atau ikan untuk makan anak-anak,” kata dia.

Abdullah Kaur, pegawai kantor Kelurahan Desa Negara Ratu menyebutkan, ada 14 dusun di Kecamatan Negara Ratu dan perkampungan Al-Fattah ini merupakan percontohan warga sekitar.

Masyarakat desa tetangga memberi dukungan atas aturan yang diterapkan di perkampungan itu, bahkan tak segan warga tetangga menitipkan anaknya mengenyam pendidikan di sana.

"Banyak anak-anak yang berasal dari kampung tetangga mengenyam pendidikan di Al-Fattah, jadi sedikit demi sedikit anak-anak mereka sering melarang orangtuanya merokok," tambahnya.

Ironis

Kondisi ini berbanding terbalik dengan perkantoran pemerintahan. Meski sudah memiliki peraturan gubernur pada tahun 2014 bahkan setiap gedung terpampang stiker kawasan bebas dari rokok tetap saja dilanggar.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, masih ditemukan ruang perkantoran yang memiliki mesin pendingin, namun pejabat dan pegawainya tetap saja merokok.

Wajar saja, jika masyarakatnya sebagian besar gemar mengonsumsi rokok daripada karbohidrat atau sayur mayur yang dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka.

Leo, warga Bandarlampung, mengaku bisa menghabiskan dua bungkus rokok per hari seharga  Rp 18.000 per bungkus. Dapat diasumsikan dalam sebulan dia bisa mengeluarkan biaya sebesar Rp1.080.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com