Bukti tertulis sejarah keberadaan Kerajaan Aceh Marhom Daya bisa disaksikan pada relief batu nisan dengan kaligrafi Parsia abad ke 13 di komplek makam Marhom Daya Glee Jong, Lamno.
Portugis dan Marco Polo erat kaitannya dengan orang Aceh bermata biru turunan Portugis yang ditaklukkan Raja Marhom Daya. Di sini pernah terjadi perang besar silih berganti melawan Portugis, Belanda, dan Inggris. Bekas-bekasnya berupa puing benteng dan meriam-meriam kuno banyak ditemukan tertanam dalam pasir pantai.
Kapal Portugis yang terdampar di Lamno adalah sebuah kapal dagang dengan ABK sebagian besar angkatan laut Portugis. Mereka melarikan diri dari Singapura, berlayar menuju Kerajaan Daya Aceh untuk membeli rempah-rempah dan hasil bumi lainnya.
Namun, tentara kerajaan Daya tidak membiarkan orang Portugis mendarat begitu saja di Lamno. Mereka dihujani tembakan meriam dan diserang tentara Kerajaan Daya hingga menyerah kalah dan kapalnya tenggelam.
Sambil menunggu kapal untuk kembali ke Portugis, Raja Daya mengizinkan mereka tinggal di kawasan Wateh Lamno. Mereka juga belajar agama, bahasa, bertani dan adat istiadat orang Aceh sehingga dengan cepat dapat beradaptasi.
Ikuti rubrik di Arsip di harian Kompas setiap hari. Untuk berlangganan harian Kompas klik http://kiosk.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.