Bantuan itu didapat usai PD Kebersihan melakukan studi pengelolaan sampah modern ke Japan Environmental Sanitation Center (JESC).
Dirut PD Kebersihan, Deni Nurdiana mengatakan, biodigester itu mempunyai kapasitas 20 sampai 30 ton sampah.
Menurutnya, biodigester itu bakal menjadi yang terbesar di Indonesia. Lebih besar dari biodigester yang ada Denpasar, Bali.
Alat sejenis di Denpasar itu hanya mampu menampung 10 ton sampah.
"Harganya Rp 40 miliar. Mereka mau hibah, tapi setengahnya dibiayai oleh Pemkot Bandung," jelas Deni di Bandung, Jum'at (5/2/2016).
Rencananya, biodigester itu akan dibangun di atas lahan seluas 4 hektar di kawasan Pasirimpun, Kota Bandung.
Sampah yang dibuang ke dalam biodigester raksasa, lanjut Deni, akan diolah menjadi gas metan atau listrik.
"Di Jepang, hasil olahan sampah cenderung menghasilkan gas metan untuk dipasok ke industri-industri besar," ucapnya.
Pemkot Bandung akan melakukan penadatanganan MoU pada 17 Februari mendatang, untuk mempercepat pembangunan biodigester.
Dia berharap, usai pembangunan rampung, pihak JESC bisa memberikan bimbingan kepada tenaga pengelola biodigester agar pengelolaan sampah bisa maksimal.
"Sebenarnya tidak rumit, tapi tetap perlu bimbingan tenaga ahli selama 6 bulan," pungkas Deni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.