Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penganiayaan Oknum TNI Sulit Ditemui

Kompas.com - 07/01/2016, 19:05 WIB
AMBON, KOMPAS — Detje Selano (42), Rizki Selano (13), dan Petra Parinussa (10), warga Desa Tuhaha, Pulau Saparua, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, yang menjadi korban penganiayaan oknum anggota TNI kini sulit ditemui. Mereka menjalani perawatan di Rumah Sakit TNI AD Prof dr J Latumeten, Ambon.

Salah satu petugas yang berjaga di pos masuk rumah sakit tidak mengizinkan Kompas menemui para korban, Kamis (7/1). Kesulitan akses pihak luar menemui korban juga diungkapkan pendamping korban dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi (P2TP2A) Maluku, Ella Loupatty.

Sebagaimana diberitakan, para korban dituduh terlibat dalam aksi pencurian telepon genggam (HP) milik Prajurit Satu Dodi, salah satu anggota Satuan Tugas Yonif 732/Banau yang bertugas di desa itu. Rizki yang diduga mengambil HP di dalam pos itu dipukul dengan mistar besi kemudian dua daun telinga serta jari telunjuknya dijepit dengan stapler.

Bocah yang diduga mengalami cacat mental itu kemudian ditelanjangi dan disuruh tidur di jalan beraspal. Ia kemudian dipaksa mencelupkan tangan ke dalam air mendidih sebanyak empat kali. Sementara Detje dan anaknya, Petra, juga diminta mencelupkan tangan ke dalam air mendidih masing-masing sebanyak satu kali. Rizki adalah keponakan Detje.

Menurut Ella, pengamanan terhadap para korban di rumah sakit sangat berlebihan. "Sepertinya ada sesuatu yang sedang ditutup-tutupi. Hal ini membuat orang semakin curiga. Saat ini, yang diizinkan menemui para korban hanya petugas P2TP2A," ujarnya. Kondisi para korban mulai membaik.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVI/Pattimura Ambon Kolonel Arh M Hasyim Lalhakim yang dihubungi terpisah mengatakan, tidak ada yang ditutup-tutupi dalam proses tersebut. Ia kembali menegaskan bahwa mencelupkan tangan ke dalam air mendidih merupakan tradisi masyarakat setempat untuk membuktikan seseorang mencuri atau tidak.

Dua anggota TNI yang terlibat, yakni Prajurit Satu Dodi dan Prajurit Satu Patrik, masih menjalani pemeriksaan. Mereka masih berstatus sebagai terperiksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com