Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Tangis Warga Tapak Semen Luluhkan Hakim

Kompas.com - 18/11/2015, 08:01 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

"Saya tawari duduk juga tak mau. Maunya berdiri terus,” timpal Mega.

Kanah adalah satu dari potret petani Kendeng. Ia warga Desa Brati, Kecamatan Kayen, Pati. “Saya punya sertifikat lahan, sawah. Saya gak mau jika harus digusur karena semen, terus saya nanti hidup di mana?” keluh dia.

"Kan itu hak saya. Pemeritah tak bisa memaksa kalau kami tidak mau,” ujar Kanah.

Tanah mereka di Kendung diklaim subur, juga potensial untuk ditambang batu gamping dan batu lempung.

Para tetanngga yang ikut juga simpati kepadanya. Kata mereka, “dia maunya begitu (berdiri). Dia gak puas kalau gak dengar sidang secara langsung,” ujar ibu-ibu lainnya.

Perjuangan warga desa itu agaknya membuat para pihak sadar. Tak selamanya pemerintah bisa memaksakan kuasanya kepada rakyat.

Hakim dengan nuraninya memutuskan dengan melihat sisi lain dari perjuangan masyarakat Gunung Kendeng. (K93-14)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com