Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firman, Anak Suku Rimba Pertama di Jambi yang Masuk TNI

Kompas.com - 12/11/2015, 11:09 WIB

Anak sulung dari tiga bersaudara ini mengatakan, pada saat tes ada empat orang Suku Rimba yang ikut mendaftar. Namun, hanya dirinya yang lulus.

"Rencananya, tanggal 13 November besok ini langsung berangkat pendidikan," kata Firman.

Disinggung soal tes yang telah dijalani, Firman mengaku, rangkaian tes sangat berat. Namun, dia maklum dengan tes tersebut karena merupakan syarat utama masuk TNI.

Firman menambahkan, selama tes, dirinya diperlakukan sama oleh pihak panitia. Begitu pun teman-teman seperjuangannya.

Saat tes, dia tak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya saja, pada saat tes psikologi, dirinya mengaku agak kewalahan.

Firman juga menyebut tidak mengeluarkan biaya untuk menjalani serangkaian tes masuk TNI tersebut.

"Biaya paling untuk makan. Kalau biaya tes dan formulir tidak ada," ujarnya.

Dia juga mempersiapkan diri secara matang ketika akan ikut seleksi. Yang paling utama disiapkannya adalah fisik. Ia terus berolahraga, seperti lari, push up, dan renang.

Ketika disinggung mengenai risiko menjadi seorang prajurit pembela negara, Firman mengaku tak takut mati. Bahkan, dia mengatakan, semua orang pasti akan mati, bagaimanapun caranya.

Orangtuanya yang bertani sawit dan keluarga lainnya, kata Firman, mengadakan syukuran atas kelulusannya menjadi calon anggota TNI.

Diprioritaskan

Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Inf Makmur mengatakan, Suku Anak Dalam selama ini hanya dieksploitasi tanpa upaya pemberdayaan. Karena itu, Suku Anak Dalam yang ingin menjadi TNI akan diprioritaskan.

"Untuk masuk TNI memang ada kriterianya, seperti tes kesehatan. Tapi, dalam hal ini kita sendiri mengingat bahwa Suku Anak Dalam selama ini dieksploitasi saja dan dan sekarang kita ingin membangun mereka melalui rekrutmen TNI, ternyata mereka lebih mampu," kata Makmur.

Makmur mengatakan, merekrut Suku Anak Dalam memang diprioritaskan. Namun, setelah mengikuti rangkaian tes, ternyata Firman memenuhi syarat dan hasil tesnya pun bagus.

"Dalam tes tidak ada perlakuan istimewa, tapi memang ada prioritas. Artinya, kurang sedikit kita angkat, tetapi ini betul-betul sesuai dengan standar," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com