Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Terpaksa Menggunakan Air Kotor

Kompas.com - 03/11/2015, 19:30 WIB
MAGELANG, KOMPAS — Sejumlah warga di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terpaksa menggunakan air kotor untuk kebutuhan sehari-hari. Akibat kemarau, air yang tersisa di sumur berwarna kuning keruh dan berbau seperti bau besi yang berkarat.

Sunardi, perangkat Desa Tanjungsari, mengatakan, sisa air di sumur yang berwarna kuning keruh tersebut biasanya langsung digunakan untuk mandi. Namun, untuk kebutuhan memasak, air tersebut didiamkan dulu selama dua hari agar kotorannya mengendap. "Terkadang, dalam satu ember, tebal kotoran atau karat tersebut bisa mencapai hingga dua sentimeter," ujarnya, Senin (2/11).

Saat ini, kata Sunardi, rata-rata sumur milik warga Desa Tanjungsari nyaris kering, dengan ketinggian air kurang dari 1 meter dari dasar. Dengan kondisi tersebut, air yang tersisa di sumur relatif kotor.

Warga sebenarnya bisa menikmati air dari jaringan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas). Namun, karena air yang tersedia hanya sedikit, aliran ke setiap dusun diatur secara bergilir.

"Sekalipun diatur secara bergilir, air tetap saja tidak bisa dinikmati merata. Dusun yang mendapat giliran terakhir sering kali tidak mendapatkan apa-apa," ujar Sunardi.

Hal serupa dialami oleh Ny Sawit, warga Desa Kembanglimus. Setiap hari, untuk kebutuhan mandi, dia harus memompa air sumur yang kini berwarna kuning keruh.

"Tidak hanya kotor, air sumur saat ini juga hanya tersisa sedikit. Setelah memompa selama 15 menit, biasanya aliran air akan berhenti begitu saja," ujarnya. Untuk keperluan mencuci dan memasak, dia mengambil air dari sumber air di dekat sungai.

Krisis air bersih juga terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Semua sumur milik warga kering, sementara harga air bersih Rp 20.000 per drum isi 200 liter. Keterbatasan pasokan air bersih ini diduga menjadi pemicu diare yang menimpa belasan warga di Kecamatan Ponu sehingga harus dirawat di puskesmas setempat.

Kepala Puskesmas Ponu, Hendrik Neno, saat dihubungi, Senin, mengatakan, pada pertengahan Oktober, sebanyak 18 anak di bawah usia lima tahun dan orang dewasa terserang diare. "Kini, sisa tiga hingga empat orang saja yang dirawat (di puskesmas)," katanya.

Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, warga mengeluarkan uang ekstra agar dapat memperoleh air bersih. Dalam sebulan, satu keluarga di kawasan perkotaan bisa mengeluarkan uang ekstra Rp 300.000-Rp 6.00.000 untuk membeli air bersih. Air PDAM tidak mengalir. "Airnya mengalir sehari, tetapi bisa sebulan mati," ujar Riyadi, warga Perumahan Green Hill.

Sejumlah warga memilih mengebor sumur dengan biaya Rp 3 juta hingga Rp 9 juta. "Itu belum termasuk membeli mesin pompa dan pipa-pipa paralonnya. Punya saya kedalamannya sampai 35 meter baru airnya lancar," kata Lukman, warga Green Hill lainnya.

Krisis air bersih juga dialami warga di 62 desa di delapan kecamatan di Gresik.

Akibat kemarau, sekitar 214 hektar tanaman padi di Kabupaten Malang, Jatim, terancam puso dan 7 hektar lainnya puso sejak satu bulan lalu. Hujan di wilayah Malang diperkirakan baru turun pertengahan November hingga awal Desember ini.

Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Malang Wahyu Hidayat, Senin, mengatakan, "Yang 214 hektar ini akan menuju puso. Jadi terancam berat puso."

Luas total lahan pertanian di Malang mencapai 67.000 hektar, 45.000 hektar di antaranya merupakan lahan persawahan yang biasa ditanami padi.(KOR/WER/EGI/NIK/ACI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com