Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap di Riau Merenggut Nyawa Mereka dari Keluarga

Kompas.com - 31/10/2015, 21:21 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

"Banyak orang yang mengatakan anak kami berbudi. Namun dia cepat dipanggil Allah. Kami sudah rela, namun rasanya sakit sekali apabila mengenangnya. Kami hanya memohon agar jangan sampai Lutfi-Lutfi lain menjadi korban karena asap ini," ujar Lili sembari meneteskan air mata.

Anggriawati

Ada pula cerita pedih yang lain lain. Muhanum Anggriawati (12) juga meninggal karena asap. 

Selama seminggu bocah perempuan itu mengalami batuk parah. Ia jatuh tak sadarkan diri saat sedang bermain.

Dokter di RSUD Arifin Achmad mengatakan, lendir menumpuk di tenggorokan dan paru-parunya. Kamis, 10 September 2015, Anggriawati menghembuskan nafas terakhir.

Mukhlis, orang tua Anggriawati, mengatakan uang santunan dari pemerintah tidak akan mengembalikan nyawa putri sulungnya.

Dia sangat  berharap Presiden Joko Widodo membuat langkah nyata dalam menuntaskan masalah bencana asap pada masa mendatang.

"Tidak ada orangtua yang rela anaknya meninggal dunia, apalagi gara-gara asap. Kami sebagai orang tua hanya dapat  meminta agar Presiden benar-benar serius. Kami berdoa agar tidak ada lagi orang tua yang merasakan duka seperti yang kami alami," kata Mukhlis.

Menurut Mukhlis, sepeningal anaknya, dia dan istrinya kerap merasakan trauma pada setiap hari Kamis. Maklum, pada hari itulah Muhanum menghadap Yang Kuasa.

"Setiap malam Kamis, istri saya selalu menangis. Setiap Kamis kami lebih banyak diam dan merenung. Kami seakan trauma hari Kamis," kata Mukhlis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com