Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Depan, Tambang Gunung Botak Mulai Ditutup Permanen

Kompas.com - 28/10/2015, 12:49 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku, Martha Nanlohy, mengungkapkan bahwa kawasan Gunung Botak akan segera ditutup.

Ditargetkan, dalam jangka waktu enam bulan ke depan, Gunung Botak sudah dikosongkan dan ditutup secara permanen.

“Kalau tidak ada halangan minggu depan pengosongan kawasan Gunung Botak sudah dilakukan. Target kita enam bulan kedepan sudah tidak ada lagi akltivitas penambangan di Gunung Botak,” kata Martha di Kantor Gubernur Maluku, Rabu (28/10/2015).

Dia mengungkapkan, selain mengosongkan para penambang dari kawasan Gunung Botak pemerintah juga akan melakukan penataan terhadap zat merkuri dan sianida yang selama ini digunakan para penambang ilegal di akwasan tersebut.

“Jadi minggu depan itu kita juga sosialisasi sekaligus melakukan penataan terhadap penggunaan zat merkuri dan sianida di wilayah itu,” ujarnya.

Dia mengaku, untuk menutup kawasan Gunung Botak, Pemerintah Provinsi Maluku telah berkoordinasi dengan aparat TNI/Polri. Prinsipnya, lanjut dia, Pemprov Maluku telah menjamin penutupan kawasan Gunung Botak tetap akan dilakukan mulai pekan depan.

“Tim terpadu juga sudah dibentuk, jadi ini bukan janji saya berani jamin saya pertarukan ini harus selesai karena masalah ini sangat serius sekali,” tegasnya.

Dia menambahkan, UUD 1945 pasal 33 ayat 3 telah mengisyaratkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

“Jadi kalau ada penambang yang melawan maka aturannya sudah jelas,” katanya.

Sebelumnya, berulang kali kawasan penambangan emas di Gunung Botak Kabupaten Buru, Maluku, ditutup oleh pemerintah setempat. Namun, berulang kali pula para penambang melakukan aktivitas penambangan secara ilegal di kawasan itu hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com