Warga percaya kebakaran hutan yang tak mampu dikendalikan adalah salah satu bentuk kemarahan alam akibat ulah keteledoran manusia.
Upacara adat dilangsungkan di salah satu rumah tokoh adat yang selama ini dituakan warga kampung.
Dari pengamatan Kompas.com, setiap keluarga membawa sesajen dan air dalam botol untuk diberi doa.
Rina, salah satu warga setempat menuturkan ritual yang digelar ini diharapkan bisa menghentikan kebakaran hutan.
Akibat kebakaran tersebut, wilayah ini diselimuti kabut asap tebal. Tak hanya itu, api juga dikhawatirkan merambat hinga ke permukiman warga.
“Mudah-mudahan api segera padam dan hujan turun agar apinya tidak semakin meluas. Kami takut karena api hingga kini tak bisa dipadamkan,”ujar Rina, Sabtu (24/10/2015).
Sementara itu Lela, tokoh adat yang sudah turun temurun memimpin ritual tolak bala di desanya mengatakan, tradisi tolak bala biasa dilakukan untuk menghadapi bencana penyakit, maupun bencana lainnya.
“Kita berharap Ritual tolak bala ini bisa segera menuurnkan hujan dan menghebntikan kebkaran hutan yang masih teru berlangsung sjak sepekan lebih,” ujar Lela.
Usai ritual tolak bala dna doa bersama digelar, warga kemudian berebut air yang telah didoakan.
Diberitakan sebelumnya, sudah sepekan ini hutan dan lahan yag terbakar di tiga kecamatan di Polewali Mandar telah mencapai 444.87 hektar.
Kobaran api pada awalnya hanya membakar hutan lindung di puncak gunung di Kecamatan Anreapi.
Namun dalam tempo tiga hari, api sudah merambat ke Kecamatan Polewali.