Agus Mulyono (37), pengguna jalan asal Kota Semarang, mengatakan, meski tidak terlalu tebal, paparan kabut asap membuat jarak pandang pengendara menjadi berkurang bahkan membuat mata pedih.
"Saya setiap hari nglaju dari Semarang-Ungaran. Kalau dilihat dari kejauhan, jelas terlihat. Seperti asap kebakaran yang menutup jalan. Dan asap ini membuat mata jadi perih," kata Agus.
Sepanjang perjalanan ia mengamati wilayah kota Semarang bawah yang biasanya nampak jelas jika dilihat dari kawasan perbukitan Gombel maupun perbukitan Rinjani, kemarin tidak terpantau jelas, hanya nampak samar tertutup asap putih.
Di Kabupaten Semarang, kabut asap terlihat jelas di wilayah Kecamatan Ungaran Timur dan Ungaran Barat, Bergas, Bawen, Ambarawa hingga Kecamatan Bandungan. Gunung Ungaran yang biasanya terpantau jelas dari wilayah-wilayah itu hanya terlihat lamat-lamat.
Bahkan dari wilayah Desa Nyatnyono, yang merupakan salah satu desa di kaki Gunung Ungaran, gugusan gunung maupun rimbunnya hutan hanya terlihat samar-samar, tertutup pekatnya asap.
"Kalaupun Gunung Ungaran tidak terlihat biasanya itu karena kabut dan itu hilang jika sudah beranjak siang. Tapi hari ini terlihat tidak seperti biasanya, dari pagi sampai sore masih saja tertutup asap entah datang dari mana," tutur Jeany (52), warga Nyatnyono.
Kepala BPBD Kabupaten Semarang Arief Budianto mengaku kebingungan dengan fenomena tersebut.
"Banyak orang yang telepon saya menanyakan kabut asap ini, saya bingung menjawabnya. Kami juga sedang mencari tahu dari mana munculnya kabut asap ini," ujar Arief.
Dia mengaku telah mengerahkan personel untuk mencari tahu penyebab munculnya kabut asap tersebut. Sebagian tim telah menyusur ke punggung Gunung Ungaran mulai dari wilayah atas Desa Nyatnyono maupun Desa Gogik.
Hal yang sama juga dilakukan disejumlah desa hutan yang ada dilokasi Gunung Merbabu. Hal ini dimungkinkan menjadi pemicu kabut asap yang menutupi Kabupaten Semarang, lantaran beberapa pekan lalu area gunung Merbabu dan Gunung Merapi.
"Memang beberapa hari lalu, area hutan di Gunung Ungaran maupun Merbabu terbakar. Tapi itu sudah bisa dikendalikan. Kami sendiri sudah bertanya ke provinsi tapi belum mendapat jawaban. Kalau analisa saya, ini dimungkinkan dampak dari kebakaran Gunung Lawu," imbuh Arief.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang mengungkapkan kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Semarang diduga kuat merupakan dampak dari kebakaran hutan di Gunung Lawu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.