Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan BMKG soal Kabut Tebal di Bandung

Kompas.com - 23/10/2015, 15:59 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Kabut tebal yang mengganggu aktivitas penerbangan disebut bukan berasal dari asap kebakaran hutan.

Hal itu diungkapkan perwakilan Staf Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Neneng Sugianti.

"Untuk sementara, kami prediksi dulu ini kabutnya diakibatkan polutan, bukan dari asap," kata Neneng saat dihubungi via telepon, Jumat (23/10/2015).

Meski demikian, pihaknya hingga kini masih menganalisis unsur dari kabut tersebut. Menurut dia, banyak aspek yang harus dideteksi tak hanya secara visual.

"Deteksi optik untuk wilayah Bandung dan sekitarnya. Di sini, kelembaban rendah, sedangkan temperatur tinggi," ungkapnya.

Kondisi serupa memang kerap terjadi di Bandung mulai pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, kata Neneng, biasanya hal tersebut tidak berlangsung lama.

Kabut tebal yang menyelimuti langit di Bandung, Jumat, memaksa pihak Bandara Husein Sastranegara menunda sejumlah keberangkatan pesawat.

Perwakilan Humas PT Angkasa Pura II, Mabruri, mengungkapkan, pihaknya terpaksa menunda penerbangan lantaran jarak pandang pilot tak ideal. Menurut informasi dari PT Angkasa Pura II, hingga pukul 11.00 WIB, lima pesawat dari maskapai berbeda tertahan untuk berangkat.

Sementara itu, enam pesawat yang akan datang terpaksa dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

"Jarak pandang hanya 3.000 meter, normalnya 3.900 meter," kata Mabruri.

Dia menambahkan, satu pesawat harus kembali ke bandara asal, sementara satu pesawat lainnya belum dapat mendarat di Bandara Husein Sastranegara dan masih berputar di udara hingga keadaan bandara dianggap memungkinkan.

"Ada holding satu pesawat di atas. Sampai sekarang masih berputar-putar di udara untuk sementara," ujar Mabruri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com