Sebelum dibunuh, korban sempat marah dengan perilaku oknum tersebut. Suami korban dikatakan mengetahui hal yang menimpa istrinya tersebut.
"Suaminya bilang kau ganti nomor supaya jangan dihubungi lagi. Nah, belum sempat ganti nomor, sudah terjadi ini," ujar Matius.
Seperti diberitakan, kasus pembunuhan sadis terjadi di Teluk Bintuni, Papua. Seorang wanita hamil empat bulan, bersama dua anaknya, dibantai secara sadis di rumahnya di Kilometer 7 Kabupaten Teluk Bentuni, Papua Barat. Bahkan, korban diduga diperkosa dulu sebelum dibantai.
Pembunuhan yang diperkirakan terjadi pada 26 Agustus 2015 terjadi saat korban bersama dua anaknya ditinggal suaminya berdinas selama tiga hari.
Pada tanggal 27 Agustus 2015, para tetangga mulai curiga dengan kondisi rumah yang selalu gelap, serta adanya jemuran pakaian yang tidak diangkat selama berhari-hari.
Para tetangga pun memutuskan untuk mengecek langsung rumah korban. Setelah masuk, mereka melihat tiga mayat dalam kondisi berlumuran darah dan mulai membusuk. Kondisi mayat mengenaskan. Tetangga itu menerangkan, organ reproduksi korban terlihat robek hingga ke pusar. Di beberapa sudut tubuh korban, ada bekas sayatan. Korban juga mengalami patah tulang.
"Diduga korban diperkosa sebelum dibunuh," ujar Arist.
Hal mengenaskan juga dialami dua anak korban. Diva dan Andika mengalami luka bekas sayatan parang dan luka lainnya di sekujur tubuh. Kuat dugaan ketiga korban dibantai dengan senjata tajam karena ada sarung parang yang diduga milik pelaku tertinggal di lokasi pembunuhan. Saat ini, keluarga korban berharap aparat mengungkap dan menyelesaikan kasus itu.