Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/09/2015, 13:53 WIB
EditorCaroline Damanik
PALEMBANG, KOMPAS.com — Pamor batu akik yang dulu melambung naik kini tak lagi seperti dulu. Bahkan, sejumlah pedagang, yang dulunya sempat meraup rezeki dalam usaha jual beli batu, kini mulai beralih ke usaha lain yang lebih menjanjikan.

Zainal, salah seorang pedagang batu akik di kawasan Cinde, Palembang, mengatakan, pamor batu akik tak lagi seksi sejak Ramadhan lalu.

"Penurunan sih sudah terlihat dari akhir Ramadhan hingga sekarang. Malah, banyak yang jual batu akik mereka daripada membeli," ungkapnya, Rabu (9/9/2015).

Zainal mengatakan, hal tersebut mungkin terjadi karena sudah banyak orang yang memilikinya.

Selain itu, batu akik menjadi turun pamor karena adanya perbedaan harga yang sangat jauh antara batu yang tergolong batu mulia dan batu-batu yang tergolong batu biasa.

"Contohnya jenis batu bacan dan pancawarna yang harganya ratusan kali lipat dari batu lainnya."

"Faktor lain adalah nilai jual yang bisa turun hingga 50 persen, bahkan lebih dari harga belinya," ujarnya.

Amin, misalnya, ditemui saat tengah menjual batu akik jenis bacan miliknya di Toko Melati milik Ifan di kawasan Pasar Cinde.

"Harga jualnya sangat jauh merosot. Saya belinya hampir Rp 10 juta, eh pas dijual, dibeli pedagang Rp 200.000 doang," ungkapnya.

Amin menambahkan, harga batu akik yang mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah itu kini sudah tidak begitu berarti.

"Karakter masyararakat kita ini sepertinya musiman, termasuk saya, dulu kepincut beli bacan karena ikut-ikutan fenomena batu akik."

"Namun, saat sudah mulai redup, yah saya mulai jual lagi," ujar Amin yang bekerja di salah satu instansi di Kota Palembang.

Menurunnya pamor batu akik tersebut juga dibenarkan Ifan, pemilik toko perhiasan Melati.

"Sudah dua bulan ini, banyak yang jual. Kalau yang cari, hanya segelintir orang. Rata-rata mereka banyak bilang percuma beli batu akik."

"Harga belinya mahal, tetapi saat dijual merosot sekali. Masih mending beli emas saja," ujarnya.

Ifan mengatakan, kebanyakan yang masih mencari batu akik hanyalah kolektor. Mereka adalah orang-orang yang memang suka batu akik, bukan karena alasan ikut-ikutan fenomena batu akik.

"Walau sepi yang beli, masih ada yang tetap setia dengan batu akik. Ada juga yang ganti model gagang cincinnya saja," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Regional
Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Regional
Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Regional
Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Regional
Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Regional
Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Regional
Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Regional
Sekdaprov Jabar Sebut Sampah Bisa Dikelola untuk Pengembangan Ekonomi Rakyat

Sekdaprov Jabar Sebut Sampah Bisa Dikelola untuk Pengembangan Ekonomi Rakyat

Regional
Walkot Bobby Minta Revitalisasi Gedung Warenhuis Tak Hilangkan Nilai Sejarah

Walkot Bobby Minta Revitalisasi Gedung Warenhuis Tak Hilangkan Nilai Sejarah

Regional
Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Regional
Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Regional
Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Regional
Danny Pomanto Bersama Brigjen TNI Amir Kasman Lepas Peserta City Parade MNEK 2023

Danny Pomanto Bersama Brigjen TNI Amir Kasman Lepas Peserta City Parade MNEK 2023

Regional
Kang Emil Dorong Lembaga Penyiaran di Jabar Adaptif Terhadap Disrupsi Digital

Kang Emil Dorong Lembaga Penyiaran di Jabar Adaptif Terhadap Disrupsi Digital

Regional
Tangsel Raih Dua Penghargaan di BKN Award, Walkot Benyamin Minta ASN Tidak Berpuas Diri

Tangsel Raih Dua Penghargaan di BKN Award, Walkot Benyamin Minta ASN Tidak Berpuas Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com