Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Saudara Rusdiana Jadi Korban Hercules yang Jatuh

Kompas.com - 03/07/2015, 06:49 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Atiah Rusdiana tak kuasa menahan tangis, karena kehilangan saudara kembar dan tiga keponakannya. Dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau, ia menuju Medan hanya mendapati jenazah saudaranya terbujur kaku di dalam peti jenazah.

Rusdiana mestinya menjadi tuan rumah bagi kembarannya Atiah Rustiati dan tiga anaknya di Tanjungpinang. Namun, Rusdiana lah yang akhirnya menjadi tamu duka di kediaman Rustiati di Jalan Rajawali Nomor 21, Medan Sunggal, Rabu (1/7).

Setelah mendapat kabar dari suami Rustiati, Pelda Suhrizal Lubis bahwa, kembaran dan tiga keponakannya menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa lalu, ia segera ingin ke Medan.

"Saya nggak ada firasat apa-apa. Setelah dihubungi suami kembaran saya, saya ke Medan," katanya, kemarin.

Sembari menitikkan air mata, Rusdiana mengungkapkan, empat saudaranya  meninggal pada peristiwa jatuhnya Hercules C-130. "Empat saudara saya meninggal bersamaan. Atiah Rustiati kembaran saya, dan tiga keponakan saya Arika Lubis, Melita Anggraini Lubis, dan Zuhfansyah, yang masih berusia tujuh tahun," ujarnya.

Namun, di rumah duka jenazah hanya tiga. Sebab hingga kemarin, jenazah Zuhfansyah belum teridentifikasi. "Masih ada satu lagi belum diidentifikasi. Semoga cepat lah dia diidentifikasi," katanya.

Ke rumah orangtua

Rustiati hendak ke Tanjungpinang dalam rangka berkunjung ke rumah orangtuanya. Sebelum berangkat, ia sempat komunikasi dengan kebarannya, yang juga tinggal di Tanjungpinang. Kebarannya Rustiana meminta kepada Rustiati untuk membawa buah tangan berupa baju titipan untuk anaknya dari Medan.

"Ya nggak ada Firasat buruk. Komunikasi terakhir kami, sebelum dia berangkat. Saya bilang sama Rustiati jangan lupa membawa titipan baju yang dipesan anak saya. Dia bilang sudah ada, tunggu aja di sana," ucap Rustiana sambil menitik air mata.

Ia menambahkan, sempat melihat kabar pesawat Hercules jatuh di televisi. Dan, tak lama berselang dapat telepon dari suami kembarannya. "Hari Selasa, saya lihat di televisi ada kecelakaan pesawat Hercules di Medan. Enggak lama kemudian Bang Suhrizal (suami korban) nelepon saya. Dia bilang semuanya sudah nggak ada (meninggal)," tuturnya.

Begitu mendengar kabar duka, Rustiana memesan tiket pesawat dari Tanjungpinang ke Medan melalui bandara di Batam. Namun karena tiket habis, ia baru berangkat, Rabu pukul 10.00 WIB, dan tiba di Medan sekitar pukul 12.00 WIB.

Rustiana menambahkan, mereka akan melakukan acara kumpul keluarga saat Lebaran, sekaligus memperingati 100 hari wafatnya ayah kandung Rustiana dan Rustiati. "Tiap tahun kami memang kumpul keluarga di Tanjungpinang. Di sana rumah keluarga besar kami. Dan, setelah Lebaran nanti kami mau memperingati 100 hari wafatnya ayah kami. Tapi, dia (Rustiati) malah pergi duluan," ujarnya.

Periang

Arika di mata teman-temannya di kelas XI SMA Angkasa 1 Lanud Soewondo Medan periang dan mudah bergaul. Berdasar penuturan teman-temannya, Arika aktif di organisasi Paskibra.

"Permintaan terakhir dia sama kami, pas hari Sabtu dia ngajak buka bersama. Kawan-kawan banyak yang nggak bisa, tapi dia ngotot karena hari Selasa dia mau pulang kampung. Terus kami tunda hari Senin, tapi nggak jadi juga. Kami sedih kali nggak nuruti kemauannya itu," kata teman satu bangkunya, Ratih (15).

Selain Ratih, Virel (17) juga mengaku sangat sedih dengan kepergian adik kelasnya tersebut selama-lamanya. Selaku kakak kelas, pria yang tinggal di kawasan Jalan Polonia ini mengaku kehilangan denngan meninggalnya Arika. Apalagi sosok periang Arika di Paskibra sangat disenangi tean-temannya.

"Dia orangnya baik, jarang sedih. Di Paskibra, dia orangnya disiplin dalam segala hal. Kami sangat kehilangan. Saya memang sempat heran melihat dia pada Sabtu kemarin. Dia saya lihat manggil wakil kepala sekolah dengan sebutan bapak saya. Enggak pernah dia panggil gitu. Biasanya bapak aja. Tapi, waktu itu saya pikir dia cuma becanda. Kami tahu dia meninggal juga dari wakil kepala sekolah," ungkapnya.

Suhrizal terlihat syok atas peristiwa duka keluarganya. Anggota TNI yang bertugas di Kosek 3 Medan, Jalan Padang Golf ini terlihat meneteskan air mata sembari memanggil nama-nama anggota keluarganya yang meninggal.

Setelah disalatkan di masjid di samping rumah duka, tiga jenazah tersebut dikebumikan pukul 17.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum, kawasan Jalan Kelambir V, Kecamatan Helvetia. (cr3)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com