Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2015, 15:00 WIB

Pertanian

Seiring berbenahnya bidang pendidikan dan kesehatan, sektor jasa dan perdagangan di kota yang mewarisi istana Kedatuan Luwu ini juga ikut berbenah. Sekadar gambaran, hotel, rumah makan, pertokoan, tempat hiburan, dan fasilitas umum terus tumbuh.

Datang ke Palopo, walau nun di ujung timur Sulsel, jangan pernah khawatir sulit mendapatkan hotel dengan berbagai kelas. Begitu juga rumah makan. Pun jangan khawatir jika membutuhkan berbagai barang keperluan karena pertokoan dan pusat perdagangan mudah ditemukan. Bahkan sejumlah perusahaan besar ritel dan waralaba Tanah Air yang mengelola bisnis makanan, kebutuhan pokok, busana, dan lainnya sudah berinvestasi di wilayah ini. Palopo adalah kota yang cukup hidup pada siang dan malam hari.

"Ini adalah multiplier effect. Bukan hanya hotel dan rumah makan, usaha seperti rumah kos dan usaha rumahan lain hingga pertanian dan peternakan juga ikut berkembang. Intinya pemerintah hanya membenahi potensi yang ada dan ekonomi bergerak dengan sendirinya," kata Judas Amir, Wali Kota Palopo.

Itu pula agaknya yang membuat dalam beberapa tahun terakhir, sektor jasa dan perdagangan menggeser pertanian menjadi penyumbang terbesar pendapatan asli daerah (PAD) Palopo sekaligus produk domestik regional bruto (PDRB).

Tahun 2000, sektor pertanian menyumbang 40,93 persen PDRB Palopo. Persentase ini terus menurun hingga kini hanya berkisar 16-17 persen dan menjadi posisi ketiga setelah jasa dan perdagangan. Sektor jasa dan perdagangan kemudian meningkat dan kini persentase jasa saja sudah di atas 20 persen. Tahun 2013, PDRB per kapita Kota Palopo sekitar Rp 7,3 juta. Adapun PAD, meningkat dari Rp 50-an miliar tahun 2013 menjadi Rp 80-an miliar tahun 2014, dengan penyumbang terbesar dari sektor jadi dan perdagangan.

Namun, bukan berarti sektor pertanian, perikanan, dan peternakan ditinggalkan begitu saja. Judas mengatakan, sektor ini tetap dijaga dan dibenahi untuk menunjang pasokan pangan bagi kebutuhan wilayah ini.

"Kami membuat kebijakan agar persawahan di desa-desa yang posisinya bukan di tepi jalan besar atau jalan utama dipertahankan dan tidak dialihfungsikan. Irigasi dan pasokan benih serta pupuk tetap dijaga," kata Judas.

Arman (45), warga Kelurahan Latuppa, salah satu yang tetap bertahan di sektor perikanan budaya. Membudidayakan rumput laut jenis gracilaria tetap dilakukan, di tengah Palopo yang terus berkembang dan menjadikan jasa dan perniagaan lebih unggul dari sektor lain.

"Saya berharap pemerintah masih memperhatikan sektor pertanian dan perikanan. Jangan karena sudah banyak toko, hotel, perguruan tinggi, lalu pertanian yang pernah menjadi unggulan tidak diurus lagi," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com